.. إِنَّكَ لا تَهدى مَن أَحبَبتَ وَلٰكِنَّ اللَّهَ يَهدى مَن يَشاءُ ۚ وَهُوَ أَعلَمُ بِالمُهتَدينَ ..

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu sayangi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (AlQasas 28: 56)

Live Streaming

Bismillahirrohmaanirrohiim

"Engkau tidak akan menjadi seorang alim hingga engkau menjadi orang yang
belajar. Dan engkau tidak dianggap alim tentang suatu ilmu, sampai
engkau mengamalkannya."
...Abud Darda' Radhiallahu anhu...

26 November 2010

Abdurrahman Bin Auf Masuk Surga dengan Merangkak

Abdurrahman Bin Auf
Masuk Surga dengan Merangkak
Muhajir, Mujahid dan Saudagar yang Dermawan

Ketika ummul mukminin Aisyah mendengar suara hiruk pikuk kafilah diluar rumah, maka dia bertanya: “ apa yang sedang terjadi di Madinah” Ada yang menjawab:” Ini kafilah milik Abdurrahman Bin Auf yang baru datang dari Syam membawa barang dagangan miliknya.” Aisyah bertanya lagi, “ Kafilah membuat kegaduhan seperti ini?” Mereka menjawab:” Ya, wahai ummul mukminin, kafilah ini berjumlah 700 unta.” Ummul mukminin menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian berkata:” Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda:” Aku bermimpi melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak”. Sebagian sahabatnya menyampaikan hal ini kepadanya. Ia teringat bahwa ia pernah mendengar hadist ini dari nabi lebih dari sekali, dan dengan lafadz yang berbeda-beda. Iapun melangkahkan kakinya menuju rumah ummahatul mukminin Aisyah dan berkata kepadanya,” Sungguh engkau telah menyebutkan sebuah hadist yang tidak akan pernah aku lupakan.” Kemudian ia berkata:” Aku bersaksi bahwa kafilah ini berikut muatan dan pelananya aku infakkan dijalan Allah.”





Muatan 700 unta itupun dibagi-bagikan kepada penduduk Madinah dan sekitarnya dalam “pesta besar”. Itulah Abdurrahman Bin Auf, seorang pedagang sukses, orang kaya raya, mukminin yang mahir, yang menolak jika kekayaannya itu menjauhkannya dari kafilah iman dan pahala surga. Bagaimana tidak? Ia adalah salah seorang dari delapan orang yang lebih dahulu masuk islam, dan termasuk orang yang diberi kabar gembira dengan surga.

Ia berhijrah ke Habasyah, keudian kembali ke Mekkah, berhijrah lagi ke Habasyah untuk kedua kalinya dan kemudian berhijrah ke Madinah, dan Iapun mengikuti perang Badar, uhud dan semua peperangan.

Ketika Rasulullah mempersaudarakan kaum Anshor dan Muhajirin, beliau mempersaudarakan Abdurrahman Bin Auf dengan Sa’ad Bin Ar’Rabi. Sa’ad pernah menawarkan separuh hartanya dan salah satu istrinya kepadanya yang saat itu ia tidak punya apa-apa. Abdurrahman Bin Auf menjawab:”Semoga Allah memberkahimu pada keluarga dan hartamu. Tunjukanlah kepadaku letak pasar!” lalu iapun pergi kapasar, membeli dan menjual(berdagang) dan iapun mendapatkan keuntungan.

Perdagangannya sukses lagi diberkahi, ia mencari yang halal dan menjauhi yang haram dan yang subhat. Dalam perdagangannya terdapat bagian yang sempurna untuk Allah yang disampaikan untuk keluarga dan saudara-saudaranya, serta untuk mempersiapkan pasukan kaum muslimin.

Ia pernah mendengar Rasulullah bersabda kepadanya pada suatu hari:” Wahai Ibnu Auf, sesungguhnya kamu termasuk kaum yang kaya raya dan kamu akan masuk surga dengan merangkak. Oleh karena itu pinjamkanlah suatu pinjaman kepada Allah sehingga Allah membebaskan kedua telapak kakimu.”(HR: Adalah Hakim). Sejak saat itu ia memberikan pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik.

Menangis karena Kaya
Suatu hari ia menjual tanah seharga 40.000 dinar, kemudian membagikannya semua untuk keluarganya yaitu bani Zuhrah, untuk Ummahatul Mukminin dan kaum fakir dari kalangan kaum muslimin. Suatu hari ia memberikan untuk pasukan kaum muslimin sebanyak 500 kuda. Pada hari yang lain ia memberikan sebanyak 1500 unta. Ketika meninggal ia mewasiatkan sebanyak 50.000 dinnar dijalan Allah. Ia mewasiatkan untuk orang-orang yang ikut perang Badar yang masih hidup masing-masing 400 dinnar. Sampai-sampai Ustman Bin Affan mengambil bagiannya dari wasiat tersebuat seraya berkata:” Harta Abdurrahman adalah halal dan bersih dan menikmati harta tersebut menjadi kesembuahan dan keberkahan.”

Karena itu Dia berkata:” Penduduk Madinah semuanya adalah sekutu Ibnu Auf berkenanan dengan hartanya, karena sepertiganya ia pinjamkan kepada mereka, sepertiganya untuk membayarkan hutang mereka dan sepertiganya lagi ia sampaikan dan berikan kepada mereka.”

Suatu hari Abdurrahman Bin Auf dibawakan makanan untuk berbuka, karena ia berpuasa. Ketika kedua matanya melihat makanan itu dan mengundang seleranya, ia menangis seraya berkata:” Mus’ab Bin Umair gugur sebagai sahid, ia lebih baik daripada aku, Ia dikafani dengan selimut, jika kepalanya ditutup maka kakinya kelihatan dan jika kakinya ditutupi maka kepalanya kelihatan. Hamzah gugur sebagai syahid dan ia lebih baik dari pada aku, Ia tidak mendapatkan kain untuk mengkafaninya selain selimut. Kemudian dunia dibentangkan kepada kami sedemikian rupa. Aku khawtir jika pahala kami telah disegerakan kepada kami didunia.”

Pada suatu hari sebagian sahabatnya berkumpul untuk menyantap makanan dikediamannya. Ketika makanan dihidangkan dihadapan mereka, ia menangis. Mereka bertanya:” Wahai abu Muhammmad, apa yang membuatmu menangis” Ia menjawab:” Rasulullah telah meninggal dalam keadaan beliau beserta ahlil baitnya belum pernah kenyang makan roti gandum…aku tidak melihat kita diakhirkan, karena sesuatu yang lebih baik bagi kita.”

Demikianlah Abdurrahman Bin Auf sampai-sampai dikatakan, seandainya orang asing melihatnya sedang duduk diantara para pelayannya, maka ia tidak bisa membedakan ia diantara mereka.

Mudur Dari Pencalonan Kholifah

Ketika Kholifah Ummar Bin Khotob akan meninggal ia memilih enam orang sahabat rasulullah untuk memilih Kholifah baru, diantara mereka ialah Abdurrahman Bin Auf. Maka pada saat itu banyak jari yang menunjuk kearah Ibnu Auf. Ketika sebagian sahabat mendukungnya ia berkata;” Demi Allah mata anak panah diambil lalau diletakkan dikerongkonganku, kemudian diteruskan kesisilainnya, lebih aku sukai daripada menjadi kholifah.”

 Setelah itu ia memberitahukan kepada kelima saudaranya bahwa dirinya mundur dari pencalonan. Tetapi mereka berpendapat bahwa dialah yang menjadi hakim dalam memilih Khalifah. Dialah orang yang dinilai Ali Bin Abi Tholib:” sesungguhnya aku pernah mendengar mensifatimu sebagai orang kepercayaan dipenduduk langit dan orang kepercayaan dipenduduk bumi.” Lantas dengan persetujuan yang lain, iapun memilih Dzun Nurain, Ustman Bin Affan.

Saat Menjelang Ajal

Pada tahun 32 Hijriah, ketika ruhnya siap melakukan perjalanan baru, maka kedua matanya mengalirkan airmata, dan lisannya berucap:” Sesungguhnya kau takut tertahan untuk berjumpa dengan sahabat-sahabatku karena banyaknya harta yang aku miliki.” Tetapi Allah menurunkan ketentramannya, dan wajahnya berbinar-binar dengan cahaya, seolah-olah ia mendengar sesuatu yang menyejukan yang dekat dengannya. Sepertinya ia mendengar suara sabda Rasulullah dimasa lalu:” Adurrahman Bin Auf masuk surga.”

Sepertinya ia mendengar janji Allah dalam kitab suciNya:” Orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti ( perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala disisi Rabb mereka dan tidak pila mereka bersedih hati.” ( QS: Al- Bakoroh : 262)

Baca selanjutnya...

32 Cara Berbakti kepada Orangtua 
Oleh: Asy Syaikh Muhammad Jamil Zainu

1. Berbicaralah kamu kepada kedua orang tuamu dengan adab dan janganlah mengucapkan “Ah” kepada mereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan ucapan yang mulia.

2. Selalu taati mereka berdua di dalam perkara selain maksiat, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada sang Khalik.

3. Lemah lembutlah kepada kedua orangtuamu, janganlah bermuka masam serta memandang mereka dengan pandangan yang sinis.

4. Jagalah nama baik, kemuliaan, serta harta mereka. Janganlah engkau mengambil sesuatu tanpa seizin mereka.

5. Kerjakanlah perkara-perkara yang dapat meringankan beban mereka meskipun tanpa diperintah. Seperti melayani mereka, belanja ke warung, dan pekerjaan rumah lainnya, serta bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu.
6. Bermusyawarahlah dengan mereka berdua dalam seluruh kegiatanmu. Dan berikanlah alasan jika engkau terpaksa menyelisihi pendapat mereka.

7. Penuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, “Ya ibu, ya ayah”. Janganlah memanggil dengan, “Ya papa, ya mama”, karena itu panggilan orang asing (orang-orang barat maksudnya –pent.).

8. Muliakan teman serta kerabat mereka ketika kedua orang tuamu masih hidup, begitu pula setelah mereka telah wafat.

9. Janganlah engkau bantah dan engkau salahkan mereka berdua. Santun dan beradablah ketika menjelaskan yang benar kepada mereka.

10. Janganlah berbuat kasar kepada mereka berdua, jangan pula engkau angkat suaramu kepada mereka. Diamlah ketika mereka sedang berbicara, beradablah ketika bersama mereka. Janganlah engkau berteriak kepada salah seorang saudaramu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka berdua.

11. Bersegeralah menemui keduanya jika mereka mengunjungimu, dan ciumlah kepala mereka.

12. Bantulah ibumu di rumah. Dan jangan pula engkau menunda membantu pekerjaan ibumu.

13. Janganlah engkau pergi jika mereka berdua tidak mengizinkan meskipun itu untuk perkara yang penting. Apabila kondisinya darurat maka berikanlah alasan ini kepada mereka dan janganlah putus komunikasi dengan mereka.

14. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur dan istirahat mereka.

15. Jika engkau kecanduan merokok, maka janganlah merokok di hadapan mereka.

16. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan) makanan dan minuman.

17. Janganlah engkau berdusta kepada mereka dan jangan mencela mereka jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.

18. Jangan engkau utamakan istri dan anakmu di atas mereka. Mintalah keridhaan mereka berdua sebelum melakukan sesuatu karena ridha Allah tergantung ridha orang tua. Begitu juga kemurkaan Allah tergantung kemurkaan mereka berdua.

19. Jangan engkau duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan engkau julurkan kakimu di hadapan mereka karena sombong.

20. Jangan engkau menyombongkan kedudukanmu di hadapan bapakmu meskipun engkau seorang pejabat besar. Hati-hati, jangan sampai engkau mengingkari kebaikan-kebaikan mereka berdua atau menyakiti mereka walaupun dengan hanya satu kalimat.

21. Jangan pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka mengeluh. Ini merupakan aib bagimu. Engkau juga akan melihat ini terjadi pada anakmu. Sebagaimana engkau memperlakukan orang tuamu, begitu pula engkau akan diperlakukan sebagai orang tua.

22. Banyaklah berkunjung kepada kedua orang tua, dan persembahkan hadiah bagi mereka. Berterimakasihlah atas perawatan mereka serta atas kesulitan yang mereka hadapi. Hendaknya engkau mengambil pelajaran dari kesulitanmu serta deritamu ketika mendidik anak-anakmu.

23. Orang yang paling berhak untuk dimuliakan adalah ibumu, kemudian bapakmu. Dan ketahuilah bahwa surga itu di telapak kaki ibu-ibu kalian.

24. Berhati-hati dari durhaka kepada kedua orang tua serta dari kemurkaan mereka. Engkau akan celaka dunia akhirat. Anak-anakmu nanti akan memperlakukanmu sama seperti engkau memperlakukan kedua orangtuamu.

25. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya. Dan maafkanlah mereka jika mereka tidak memberimu. Janganlah banyak meminta kepada mereka karena hal itu akan memberatkan mereka berdua.

26. Jika engkau mampu mencukupi rezeki mereka maka cukupilah, dan bahagiakanlah kedua orangtuamu.

27. Sesungguhnya orang tuamu punya hak atas dirimu. Begitu pula pasanganmu (suami/istri) memiliki hak atas dirimu. Maka penuhilah haknya masing-masing. Berusahalah untuk menyatukan hak tersebut apabila saling berbenturan. Berikanlah hadiah bagi tiap-tiap pihak secara diam-diam.

28. Jika kedua orang tuamu bermusuhan dengan istrimu maka jadilah engkau sebagai penengah. Dan pahamkan kepada istrimu bahwa engkau berada di pihaknya jika dia benar, namun engkau terpaksa melakukannya karena menginginkan ridha kedua orang tuamu.

29. Jika engkau berselisih dengan kedua orang tuamu di dalam masalah pernikahan atau perceraian, maka hendaknya kalian berhukum kepada syari’at karena syari’atlah sebaik-baiknya pertolongan bagi kalian.

30. Doa kedua orang itu mustajab baik dalam kebaikan maupun doa kejelekan. Maka berhati-hatilah dari doa kejelekan mereka atas dirimu.

31. Beradablah yang baik kepada orang-orang. Siapa yang mencela orang lain maka orang tersebut akan kembali mencelanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, maka orang tersebut balas mencela ibunya.” (Muttafaqun ‘alaihi).

32. Kunjungilah mereka disaat mereka hidup dan ziarahilah ketika mereka telah wafat. Bershadaqahlah atas nama mereka dan banyaklah berdoa bagi mereka berdua dengan mengucapkan,

“Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Waha Rabb-ku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah merawatku ketika kecil”. (*)

Diterjemahkan dari Kitab Kaifa Nurabbi Auladana. Silakan dicopy dengan mencantumkan url: http://ulamasunnah.wordpress.com

Sumber : http://ulamasunnah.wordpress.com/2008/02/16/32-cara-berbakti-kepada-orangtua

Baca selanjutnya...

Syair Seorang Wanita Kepada Ayahnya
Tatkala kutulis surat ini dengan jari jemariku.
Air mata berlinang membasahi kedua mataku.
Kukirimkan surat ini untuk ayahanda yang mahal,
yang telah merangkulku dengan kasih sayang
Kukirimkan surat ini, walau sebenarnya aku enggan mengungkapkannya
Akan tetapi, gejolak perasaanku tak tertahan
Kukirimkan surat ini sementara air mata menggarisi tintanya
Kutulis dengan penuh kebimbangan
Sungguh aku telah menyimpan kesedihan dan gundah gulana
dan hatiku terus menerus terbuka tuk menyimpan duka itu,
tatkala ku tatap kepalaku yang telah terbakar dengan uban
sungguh uban itu laksana api.

Wahai ayahanda…
jangan kau haramkan tuk nikmati masa mudaku
Sungguh telah lewat umur yang penuh dengan kesedihan
Ketika kulihat anak-anak kecil meneteslah air mataku
Merintihlah hatiku karena kobaran penghalang
Kala kulihat selainku hidup berdampingan dengan seorang suami
Sementara putranya telah terlelap dalam buaiannya
Ketika kulihat wanita itu penuh kasih kepada putranya,
menimpaku satu rasa yang meremukkan hatiku

Wahai ayahanda…
jangan kau bunuh aku dengan duka,
membunuh tanpa pedang dan tombak

Wahai ayahanda…
Tuhanku telah menetapkan
seorang insan itu mesti butuh pasangan hidup dan anak-anak
Demikian ketetapan Allah yang Maha Hakim dan Maha Adil
Sungguh Tuhanku telah menetapkannya bagi manusia
Bila memang engkau menghendaki gajiku dan upahku,
ambillah yang kau inginkan tanpa ada keberatan.
Ataukah kau ingin menjual putrimu,
kepada orang yang bisa memberikan harta yang banyak padamu, maka itu
adalah perkara kedua
Ini sungguh demi Rabb Ka’bah adalah penjualan yang tak laku
seperti menjual kambing dan sepasang domba

Wahai Ayahku…,
cukuplah bagimu jangan kau sia-siakan masa depanku
ataukah akan dicukupkan apa yang telah tersia-siakan dari zaman.
Bila engkau terus menerus demikian dan tak hirau akan suratku ini
ketahuilah Allah tidak akan melupakanku.
Pada hari kiamat kita akan bertemu dengan hisab kita di sisi Allah
Al Wahid Ad Dayyan
Dan datanglah jahannam dengan malaikat disekitarnya
Dan aku melihat lidah-lidah api
Disana kelak engkau akan tahu kebenaran setiap anak perempuan
yang dipenjara tanpa hak.

Sumber : Persembahan Untukmu Duhai Muslimah, Penulis : Ummu Salamah
As Salafiyah, Penerbit : Al Haura

Baca selanjutnya...

Ingat Teman Lama

INGAT TEMAN LAMA
Bagaimana Solusinya?

Oleh: Ust. Aunur Rofiq Bin Ghufron

Ketika dalam benak timbul sebuah pertanyaan, bagaimana cara melupakan “teman lama” yang masih tersimpan dihatinya?.Yang dimaksud “Teman Lama” disini ialah teman pergaulan bebas antara muda mudi atau “pacar”. Mulanya karena bertatap muka di jalan, sekolah, kantor, tempat kerja, kendaraan,warung, took,tempat hiburan dan sebagainya, atau lewat surat kabar, majalah, internet, lalu berlanjut menjalin hubungan lewat surat menyurat, SMS, telephon,bahkan internet dan media lainnya. Bahkan berlanjut dengan duduk berduaan saling memandang dan melakukan tindakan lain yang pasti membahayakan din dan kehormatan diri.

Bahaya ingat “Teman Lama”

Ingat teman lama sungguh sangat berbahaya bila tidak segera diselesaikan, berbahaya bagi din, akal, harta, fisik, dan keluarga.

Adapun bahaya bagi din: berakibat malas beribadah, mengurangi kekhusuan beribadah, bahkan meninggalkan ibadah. Adapun bahaya bagi akal: mengganggu pikiran kapan saja dan dimana saja berada termasuk pada saat menunaikan sholat dan menjelang tidur. Bahaya bagi harta:berapa banyak uang yang dikelurkan tanpa faedah. Bahaya bagi fisik karena boleh jadi terjatuh dalam zina lisan, mata, telinga, tangan, bahkan boleh jadi zina yang merenggut kehormatan wanita, atau zina dengan tangannya. Bahaya bagi keluarga, karena merusak nama baik keluarga.

Agar Tidak Ingat Teman Lama

Ingat teman lama tentu ada sebabnya. Dibawah ini akan dijelaskan penyebab dan cara membendungnya:

1. Wanita sering keluar dari rumah. Untuk menghindari fitnah hendaklah wanita betah dirumah, karena dengan dirumah akan aman dari fitnah, Allah memerintahkan:
“…dan hendaklah kamu tetap dirumahmu…”(QS: Adalah-Ahsab:33)

2. Wanita pergi tanpa mahrom. Apabila wanita pergi dengan mahromnya, dia selamat dari gangguan jin dan manusia, karena mahrom menjadi penghalang fitnah dan orang menjadi malu jika ingin berbuat jahat kepadanya. Abu hurairoh berkata: Rasulullah bersabda: “ Tidaklah halal bagi wanita muslimah pergi dalam perjalanan semalam melainkan dia bersama laki-laki mahromnya” (HR: Muslim:2/975)

3. Wanita keluar menampakkan keindahan diri, perhiasan, dan pakaiannya. Inilah penyebab laki-laki ingin menggodanya. Untuk mencegahnya, bila wanita hendak keluar dari rumah hendaklah menutup semua anggota badannya, tidak memperlihatkan keindahan wajahnya, perhiasannya, tidak mengenakan baju tipis atau sempit, tidak membuka sebagian auratnya, tidak memakai parfum. Jika hal ini diabaikan akan mengundang fitnah. Allah berfirman: “…dan janganlah kamu (wahai wanita) berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu…”(QS: Adalah-Ahsab:33)

4. Memandang wanita yang bukan mahromnya, sehingga berlanjut dengan saling berkenalan yang akibatnya merusak pikiran dan agamanya. Oleh karena itu islam melarang wanita dan laki-laki saling memandang yang bukan mahromnya (lihat surat An-nur 30-31) dan apabila melihat wanita tanpa sengaja maka hendaklah segera memalingkan pandangan. Jarir berkata:” aku bertanya kepada Rasulullah tentang hokum memandang wanita dengan tiba-tiba beliau menjawab:” palingkan pandangan matamu” (HR: Abu Dawud)

5. Hendaklah tidak belajar dan mengajar serta bekerja ditempat yang bercampur antara laki-laki dan wanita, karena inilah penyebab fitnah dan perusak pikiran, bahkan kadang kala terjadi seorang laki-laki mencintai teman wanita ditempat kerjanya padahal ia sudah menikah, begitupula sebaliknya. Dari Ibnu Abbas Rasulullah bersabda:”janganlah seorang laki-laki bersepi-sepi bercampur dengan seorang wanita melainkan bersama mahromnya” lalu bangunlah laki-laki dan berkata” Ya Rasulullah! Istriku akan pergi menunaikan haji, sedangkan aku diwajibkan mengikuti perang ini dan ini” Lalu beliau berkata:” kembalilah kamu dan berhajilah bersama istrimu”(HR: Bukhari:4832,16/258)

Yang perlu diperhatikan dalam hadist ini, jika wanita menunaikan haji saja hendaklah didampinmgi oleh mahromnya- padahal haji itu ibadah dan hukumnya wajib bagi yang mampu- maka bagaimana dengan wanita dan pria yang bercampur ketika mengajar, belajar, dan bekerja?Semoga dalil ini membuka hati kita untuk kembali kepada yang benar dan berhenti dari perbuatan yang hina.

6. Jika melihat wanita yang bukan mahromnya lalu merusak ketenangan jiwanya sedangkan dia sudah menikah, segeralah beristighfar dan mendatangi istrinya. Jabir Bin Abdullah berkata, nabi bersabda:” Sesungguhnya wanita bila dating, dia dating dalam bentuk syaitan.Oleh karena itu salah satu diantara kamu melihat wanita  dan tertarik dengan kecantikannya, hendaklah segera mendatangi istrinya.” ( Shohih,HR: At-Tirmidzi)

7. Jika belum menikah hendaklah beristighfar, bersabar dan sering berpuasa sunnah, firman Allah:”…. Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar.” (Adalah-Anfal: 46)

8. Tidak menjalin hubungan dengan wanita yang bukan mahromnya, demikian juga sebaliknya, baik lewat telepon,surat-menyurat dan hubungan lainnya, karena ini akan menyita waktu dan tidak berfaedah, membelanjakan harta yang tidak ada manfaatnya bagi agama bahkan merusak pikiran, ibadah,dan perbuatan baik lainnya.Allah berfirman:”…dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak diantaranya maupun yang tersembunyi…(QS: Al-Anam:15)

9. Jika terlanjur berhubungan dengan si fulan atau fulanah dan ada keinginan untuk menikah, sedangkan silaki-laki sudah siap menafkahi istri dan keluarg maka hendaklah segera menyelesaikan perkaranya dengan orang tua dan orang tua si wanita, karena dengan cepat menikah akan tersalurkanlah keinginan keduanya. Jika tidk akan merusak pikiran dan ibadah serta akan timbul perbuatan maksiat.
Allah berfirman:”… maka kawinilah wanita-wanita(lain) yang kamu senangi dua,tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja…”(QS:An-nisa: 3)

10. Bila terlanjur menjalin hubungan dengan seorang wanita yang sudah menikah atau orang tuanya menolak, hendaklah ridho dengan taqdir Allah dan memohon kepada Allah gantinya, perbanyaklah istighfar dan beramal sholih, karena boleh jadi yang engkau senangi itu jelek bagimu. Allah berfirman:”…dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui segala sesuatu sedangkan kamu tidak mengetahui.”(QS; Al-Baqarah: 216)

11.Hendaklah tidak menjalin hubungan dengan wanita yang telah menikah, tuna susila ataupun yang berbeda agama walaupun kecantikan, harta, dan kedudukannya menarik hati. Jika hal ini terjadi maka akan lebih parah akibatnya.” Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami…”(QS: An-nisa: 24)

“ …dan perempuan yang berzina tidak  dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-oramng yang mukmin.”( QS: An-nur:3)

“ Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman, sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik walaupun dia menarik hatimu…(QS: Al-Baqarah: 221)

Wahai saudara dan saudariku, waspadalah dengan peristiwa yang telah lalu!

v     Janganlah menjalin hubungan dengan wanita bila dia belum mampu menikah, karena hal ini akan mengganggu ibadah dan aktivitas lainnya.
v     Hendaklah wanita waspada atas bualan kaum laki-laki, boleh jadi ia hanya main-main atau iseng. Hati-hati terhadap janji palsu, apalagi dengan laki-laki yang belum dikenal atau ada tanda-tanda tidak baik akhlaknya, karena liki-laki yang baik dinnya tentu dia malu berbicara macam-macam kepada wanita yang bukan mahromnya.
v     Wahai saudariku, jika seorang pria berjanji akan menikahimu dan kamu setuju karena din dan akhlaknya yang mulia-untuk menghindari penipuan dan bahaya lainnya-maka segeralah minta kepastian agar dia dating kerumah orangtuamu, supaya cepat selesai urusannya. HIndarkan diri dari surat-menyurat dan bicara denganya lewat media apapun.
v     Jika wanita sudah layak menikah dan ada pria yang akhlak dan agamanya bagus, berminat untyuk menikah dengannya, mampu memberi nafkah, maka orang tua hendaklah segera membantu meluluskan keinginan anaknya.
v     Wahai saudaraku, jika dirimu tertarik dengan seorang wanita dan tahu tempat tinggalnya-agar tidak mengganggu pikiran- maka segeralah menanyakan kepada orangtuanya, bersabarlah bila ternyata ditolak karena berarti jodoh belum tiba waktunya dan insya Allaoh akan ada gantinya.
v     Jika wanita yang kamu cintai belum menikah dan kamu sudah menikah dan kamu tahu bahwa dia berharap menikah denganmu, dia muslimah, bersih, tidak menuntut agar menceraikan istrimu yang pertama, kamupun sanggup memberikan nafkah dan sanggup berbuat adil, tidak ada mudhorot dsetelah menikah, sebaiknya anda menikah dengan dia, itulah jalan yang lebih baik.
v     Usahakan tidak bertemu dengan wanita yang pernah kamu cintai sedangkan kamu sekarang tidak ingin menikah dengannya. Putuskan hubungan dengan baik.Bila dia datang kerumahmu maka hendaklah ibumu atau kerabat wanitamu menemuinya dan sampaikan permintaan maaf atas kesalahanmu. Apabila ia mengirim SMS atau mengajak bicara lewat telepon maka jangan dilayani,matikan teleponmu, bila perlu ganti nomor agar cepat selesai urusannya.
v     Hindari hal yang membuat dirimu ingat dengan teman lama, seperti menyimpan foto kenangan, berhubungan melalui telepon, surat-menyurat, menanyakan keadaannya kepada orang lain, sering menyebut namanya dihadapan istri atau suami karena hal itu akan merusak pikiran kedua belah pihak.
v     Berlindunglah kepada Allah dengan membaca ta’awud bila sedang ingat dengan teman lama, baik yang ingat dirimu atau istrimu.” Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan, maka berlindungllah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh maha mendengar lagi maha mengetahui”(QS: Al-A’rof:200)
v     Bacalah ayat al-Quran sebanyak-banyaknya karena dengan membaca al-Quran akan lenyap gangguan jiwa. Firman Alloh:”…hanya dengan mengingat Allohlah hati menjadi tentram.”( QS: Ar-Ro’d: 28)
v     Bila ingat temanl lama sibukkan dirimu atau ajak istrimu dengan beramal baik, karena kebaikan akan menghilangkan dan melupakan kejahatan. Firman Alloh:”…sesungguhnya perbuatan yang baik itu  menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat”(QS: Hud:114)
v     BIla istrimu dicintai oleh teman akrabnya sebelum menikah dan dia berkata kepadamu “ Aku mencintai istrimu karena Alloh” katakana kepadanya bahwa orang mukmin dilarang mencintai istri orang lain, perintahkan dia agar membaca surat an-nisa:24. Ingatkan dia bahwa tujuan yang baik hendaklah dengan amal yang baik sesuai dengan syariat islam dan upayakan istrimu tidak keluar melainkan bersama denganmu atau dengan mahromnya, nasehati istri dengan kata-kata yang baik agar tidak resah dan bersedih hati, perbanyaklah membaca surat al- ikhlas, al-falaq dan an-nas untuk menghilangjkan gangguan sihir terutama saat menjelang tidur malam. Istri hendaklah tidak menceritakan hubungan dengan teman lamanya, banyak istighfar, dan minta perlindungan kepada Alloh pada saat ingat kepadanya.
v     Bila suamimu dicintai oleh teman lamanya sebelum  menikah dan dia masih berhubungan dengannya, maka nasehati suami dengan baik dengan membacakan dalil diatas. Jika masih tetap belum menerima dan masih berhubungan melalui telepon atau surat bahkan dikhawatirkan akan jatuh kepada perbuatan keji, sedang suami merasa mampu untyk menikah dengannya karena dia kaya, maka lebih bai seorang istri membantu suami agar menikah dengannya apabila wanita itu baik dan tidak rusak moralnya. Insya Alloh itulah jalan yang lebih baik untuk semuanya daripada meminta cerai, karena perceraian menimbulakan bahaya yang lebih banyak dan belum tetntu memecahkan masalah.

Demikianlah sebagian nasihat yang dapat disampaikan, semoga Alloh menjadikan kita semua orang yang sholih, menjalani hidup sesuai dengan syariatnya.



Baca selanjutnya...

25 November 2010

Ucapan Selamat bagi Orang tua yang Baru Lahir Anaknya


Sering bingung mau mengucapkan apa ketika mendengar ada ikhwah yang baru mendapatkan bayi? Saya juga. Maunya sih mengucapkan doa tertentu, tapi tidak tahu ada atau tidaknya dalil syar’i dalam perkara ini. Terkadang hanya mengucapkan doa umum, “Selamat ya, barakallahu fiikum”. Tapi sekarang alhamdulillah, sudah ketemu atsar dari salaf, bagaimana ucapan selamat mereka kepada orang tua yang baru dianugerahi bayi oleh Allah ta’ala.
Di dalam buku Menyambut si Buah Hati yang ditulis oleh Salim Rasyid As-Sibli dan Muhammad Khalifah (terbitan Ash-Shaf Media, halaman 30-31), penulis buku tersebut mengatakan,
“Tidak terdapat satu hadits pun dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang ucapan selamat, dan tidak ada sesuatu pun kecuali atsar yang diriwayatkan dari para tabi’in. Di antaranya:
Dari Hasan Al-Bashri rahimahullah, bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepadanya, “Bagaimana cara saya mengucapkan ucapan selamat (kelahiran)?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah olehmu,
جَعَلَ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَ عَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ
“Ja’alallahu mubaarokan ‘alaika wa ‘ala ummati Muhammadin”
Artinya, “Semoga Allah menjadikannya anak yang diberkahi atasmu dan atas umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”
(Atsar ini hasan, dikeluarkan oleh Imam Thabrani).” >>nukilan sampai di sini.
Sebenarnya masih ada atsar lain dari Ayyub As-Sikhtiyani, namun karena lafazhnya sama, kita cukupkan dengan atsar Hasan Al-Bashri. Untuk melihat atsar tersebut serta takhrij atsar yang lebih komplit bisa dilihat di buku terjemahannya.
Kemudian, penulis juga berkata,
“Atsar-atsar seperti ini jauh lebih baik daripada apa yang kami lihat berupa ucapan yang diada-adakan yang bisa digunakan pada hari ini. Dan tidak seorang pun di antara ahlul ilmi yang memperbolehkannya. Akan tetapi bersamaan dengan itu kami tidak melazimkan (membiasakan) memberi ucapan selamat seperti di atas, layaknya amalan itu disebutkan oleh sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak juga kami menjadikannya seperti dzikir-dzikir yang lain yang telah pasti di dalam as-sunnah. Maka barangsiapa yang mengucapkannya pada suatu kali, tidak mengapa. Adapun yang tidak mengucapkannya maka tidak ada ruginya.” >> Sampai di sini nukilan dari buku tersebut.
Demikianlah apa yang bisa kita bagi pada kesempatan kali ini.. Semoga bisa bermanfaat. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.
Diposting di Blog Anak Muslim www.anakmuslim.wordpress.com.

Baca selanjutnya...

MARTABAK MANIS



BAHAN :
500 gram tepung terigu
1 sdm susu bubuk
1/2 ragi instant
1/2 sdm soda kue
1/2 sdt baking powder
50 gram gula pasir
1 sdt garam
1 butir telur
1/2 sdt vanili bubuk
400 ml air
Isi : mentega, kacang tanah, gula pasir, mesyes, keju atau durian dan susu kental manis.

CARA MEMBUAT:
1. Kocok air bersama telur, masukkan ragi instant, susu bubuk, garam dan soda kue, baking powder, vanili dan gula pasir, aduk rata.
2. Masukkan tepung terigu sedikit-sedikit hingga menjadi adonan yang kental, diamkan selama 1 jam.
3. Panaskan wajan anti lengket, tuangkan adonan, diamkan hingga bersarang, taburkan isian menurut selera, matang dasarnya balik angkat.
4. Olesi dengan mentega, potong-potong dan sajikan.
Untuk : 6 buah

Baca selanjutnya...

rumahmu-adalah-surgamu
Oleh: Abu Maryam Majdi bin Fathi As-Sayid
RUMAH
Saudariku muslimah…
Istri shalihah percaya bahwa tempat terbaik untuk menjaga diri dari keterjerumusan ke dalam jurang kebinasaan adalah tinggal di rumahnya, karena itu ia tidak menjadi orang yang suka keluar dan pergi dari rumah.
Istri shalihah beriman terhadap firman Allah Ta’ala, yaitu perintah untuk tinggal di dalam rumahnya. Allah Ta’ala berfirman,
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ
“Dan tinggallah kalian (para wanita) di rumah-rumah kalian.” (Qs. Al Ahzaab: 33)

Makna ayat ini adalah perintah agar para wanita tetap tinggal di dalam rumah, meskipun asalnya ayat ini ditujukan kepada para istri Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam namun wanita selain mereka termasuk ke dalam ayat ini dari sisi maknanya.

Hal ini kalau tidak ada dalil khusus yang mencakup seluruh wanita, bagaimana? Sedangkan syariat telah menerangkan agar supaya wanita tinggal di rumah mereka dan menahan diri untuk keluar dari rumah kecuali untuk suatu yang darurat. Allah Ta’ala memerintahkan kepada para istri Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk tetap tinggal di rumah-rumah mereka dan mereka menjadi orang yang dituju oleh ayat tadi secara langsung sebagai bentuk penghormatan bagi mereka.
Ibnu Katsir berkata di dalam Tafsirnya (3/482), “Tetaplah kalian di rumah kalian, janganlah keluar tanpa ada kebutuhan, di antara kebutuhan yang syar’i adalah shalat di masjid dengan berbagai syaratnya.
Muhammad bin Siriin berkata, “Saya diberitahu bahwa Saudah (istri Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam) pernah ditanya, “Kenapa kamu tidak haji dan juga tidak umrah seperti yang dilakukan oleh saudari-saudarimu?” Ia menjawab, “Saya sudah pernah haji dan juga pernah umrah, Allah Ta’ala memerintahkan untuk tetap tinggal di rumahku. Demi Allah, saya tidak akan keluar dari rumahku sampai mati.”
Muhammad berkata, “Demi Allah, ia tidak pernah keluar dari pintu kamarnya hingga ia keluar dalam keadaan sudah menjadi jenazah.”
Ibnul Arabi -semoga Allah merahmatinya- berkata, “Sungguh saya telah memasuki beribu-ribu kampung, saya belum pernah melihat para wanita yang lebih menjaga keluarganya dan menjaga harga dirinya dari pada wanita negeri Nablus, suatu negeri yang Nabi Ibrahim pernah dilemparkan ke dalam api. Saya pernah tinggal di negeri tersebut dan saya tidak pernah melihat seorang perempuan pun di jalanan pada siang hari kecuali pada hari Jum’at, mereka keluar ke masjid pada hari Jum’at hingga masjid-masjid pun penuh sesak dengan mereka. Bila telah selesai shalat maka mereka segera kembali ke rumah mereka dan saya tidak melihat seorang perempuan pun sampai hari Jum’at berikutnya.
Al ‘Allamah Kamaluddin Al Adhami -semoga Allah merahmatinya- berkata, “Tetap tinggal di rumah bagi seorang perempuan adalah gerbang kebaikan, yang memasukinya akan aman kehormatannya, jiwanya, hartanya, agamanya dan kemuliaannya. Rumah adalah tempat yang paling mulia untuk menjaga harga diri dan kehormatan, karena ia dapat menunaikan kewajiban rumah tangganya, dapat memenuhi hak suami dan anak-anaknya serta menjalankan ajaran agamanya tanpa disibukkan dengan berbagai kesibukan di luar rumah. Bahkan ia punya waktu luang untuk tetap beribadah, membaca buku-buku agama dan mempelajari akhlak yang sejati.
Saat itulah ia bisa menikmati lezatnya hidup, ia juga akan bisa menyadari bahwa kebahagiaan telah menyelimutinya. Bagaimana tidak demikian, Rabbnya telah ridha kepadanya, suaminya puas dengannya karena ia menjalankan semua yang menjadi kewajibannya. Kebahagiaan mana lagi yang lebih besar bagi seorang perempuan dari pada keridhaan Rabbnya dan kepuasan suaminya.
Hal ini sangat berbeda dengan perempuan yang suka keluar dan pergi dari rumahnya, perempuan yang tidak betah tinggal di rumahnya walau sesaat. Bahkan sukanya pergi kesana kemari baik malam maupun siang hari. Berkumpul dan berbaur dengan semua orang tanpa melihat apakah itu mahram atau bukan, halal atau haram. Bila pulang ke rumahnya maka kepalanya sudah penuh berbagai macam tuntutan dan permintaan karena pengaruh apa yang dilihat dan disaksikannya. Lalu ia meminta uang kepada suaminya dan kadang keadaan suaminya tidak mampu memenuhi permintaannya maka mulailah menyala api perselisihan di antara keduanya. Lantas ia pun tidak peduli dengan urusan rumahnya, pendidikan anak-anaknya, tidak menjalankan kewajiban terhadap Rabbnya juga terhadap suaminya. Ia pun melecehkan buku-buku agama dan adab jika ia bisa membaca dan menulis, bahkan ia konsentrasi untuk membaca buku murahan dan buku-buku vulgar, bila dinasihati oleh suaminya maka ia berbangga dengan dosa yang dilakukannya malah ia akan menyerang balik dengan mencaci dan mencelanya.
Pada setiap saat kamu mendapatinya sesak dadanya, picik pemikirannya dan inilah balasannya dengan sebab apa yang diperbuatnya. Allah Ta’ala telah berfirman,
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Qs. Thaha: 124)
Itu semua adalah akibat keluar dari rumah dan tidak adanya keterikatan dengan hukum syar’i. Dampak negatif keluar dari rumah dan tidak menetap di dalamnya yang pertama kali nampak adalah melecehkan dan meremehkan kenikmatan yang ada padanya, menganggap suaminya dengan sebelah mata karena ia telah melihat kehidupan yang lebih enak dari pada yang dialaminya dan mulailah ia mencela suaminya, apalagi kalau suaminya lebih tua atau terlambat memberikan nafkahnya.
Lalu akan merangkaklah bibit pertengkaran dan percekcokan yang kadang bisa mengantarkan kepada perceraian dan perpisahan, dan pada saat itulah rumah tangganya menjadi berantakan dan hidupnya menjadi hancur.
Perempuan yang tetap tinggal di rumahnya, akan kamu lihat ia berada dalam puncak kenikmatan dan berdampingan dengan suaminya yang terbaik. Matanya tidak jelalatan kepada selain suaminya, ia tidak mengingkari kenikmatan yang diberikan oleh suaminya walau pun sedikit. Tidak ada celah bagi setan untuk menciptakan perselisihan di antara keduanya. Keduanya hidup bersama dengan penuh kebahagiaan dan kecerahan hidupnya diridhai, semua itu adalah berkah dari tetap tinggalnya seorang perempuan di rumahnya.
Saudariku muslimah…
Islam menghendaki seorang istri shalihah berada dalam keadaan yang sangat baik, jauh dari keragu-raguan dan syubhat-syubhat.
Karena itu bila memang ada kebutuhan yang mendesak untuk keluar maka hendaknya ia keluar dengan memakai hijab (pakaian penutup aurat), berjalan dengan sopan, menundukkan mata dan menghindari jalan bagian tengah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لَيْسَ لِلنِّسَاءِ وَسَطُ الطَّرِيْقِ
“Tidak boleh bagi wanita berjalan di jalan bagian tengah.” Hadits Hasan. Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban (7/447), Ad-Daulabi (1/45), Al Baihaqi (7821, 7823) dalam kitab Syu’abul Iman dan ada beberapa penguatnya
Wanita shalihah berjalan di bagian pinggir jalan bukan di tengahnya, karena berjalan di tengah jalan merupakan sebab dirinya menjadi sasaran pandang kaum lelaki, lalu berjalannya tersebut menghilangkan kewibawaan dirinya dan penghormatan kepadanya.
Adapun wanita yang berjalan di pinggir jalan jauh dari bagian tengahnya, maka ia telah mengurangi sorotan pandangan lelaki dan menjauhkan penilaian negatif terhadap dirinya. Ia keluar dari rumahnya dengan memakai hijabnya, berjalan dengan penuh penghormatan, jauh dari segala hal yang bisa mendatangkan syubhat.
Saudariku muslimah…
Maksud dari hadits ini bukan seperti yang banyak disangka oleh sebagian besar muslimah bahwa maksud dari hadits ini adalah membatasi ruang gerak seorang perempuan atau mengurangi peranannya, sesungguhnya maksudnya adalah untuk mengatur bagaimana seorang perempuan keluar dari rumahnya.
Hukum asalnya seorang perempuan adalah tinggal di rumahnya, memikirkan urusan rumahnya dan tidak keluar kecuali dalam keadaan darurat saja. Kalaulah seorang perempuan ingin bekerja maka harus pada hal-hal yang dibolehkan oleh syariat yang lurus ini berupa pekerjaan-pekerjaan yang memang khusus bagi kaum hawa.
Adapun seorang perempuan keluar dari rumahnya dengan berpenampilan tabarruj (berdandan dan tidak menutup aurat), berkeliaran di jalan-jalan, bercampur-baur dengan lelaki dengan anggapan bahwa ia sedang bekerja dan berusaha maka perkara ini memerlukan pemikiran yang panjang. Seorang perempuan mestinya intropeksi diri dan menimbang-nimbang pekerjaannya. Kemanakah perginya agama dia karena sebab ngobrol dengan lelaki dalam perkara yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaanya??
Bahkan kemanakah perginya pekerjaannya yang semestinya seorang perempuan berlomba-lomba untuk bisa memberikan manfaat kepada anak-anak generasi kaum muslimin atau untuk kaum hawa sejenisnya?
Sesungguhnya seorang istri pada saat ini menganggap bahwa pekerjaan merupakan sarana untuk mencukupi dirinya dan dunianya, menurut kadar pemahaman agamanya yang lemah.
Lalu bagaimana keadaanmu wahai para istri dan saudariku muslimah?
Andai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam melihat keadaan wanita saat ini dan melihat perbuatan mereka yang sia-sia di jalanan juga melihat pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh wanita saat ini, apakah yang akan dikatakan oleh Beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam?!!
Ibu kita, Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata, “Andai Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam melihat apa yang dilakukan oleh para wanita saat ini, tentulah beliau tidak akan mengizinkan mereka untuk keluar, yakni keluar ke masjid untuk shalat.”
Perkataan beliau ini diucapkan tak selang lama setelah wafat Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam, lantas bagaimana keadaan para wanita pada zaman kita ini yang sangat jauh dari zaman Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam dan telah lewat lima belas abad dari masa Beliau Shallallaahu ‘alaihi wasallam?!
Wahai para wanita yang ingin mencapai martabat Istri shalihah
Wahai para wanita yang menginginkan kebahagian rumah tangga
Kalian harus tetap tinggal di rumahmu, menangislah untuk kesalahanmu dan carilah keridhaan Rabb-mu
Disadur dan diterjemahkan oleh Al-Ustadz Abu Muqbil Ahmad Yuswaji dari kitab Linnisaa Faqath, Az-Zaujah Ash-Shalihah
Sumber: Majalah As-Salam no IV/ Tahun II-2006M/1427H

Baca selanjutnya...

istri-yang-membahagiakan-suaminya
Saudariku Muslimah…
Istri yang shalihah mempunyai sifat-sifat yang istimewa dan kriteria yang yang sangat jelas. Diantara inti dari kriteria tadi adalah tiga yang prinsipil, hal itu terkandung dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sebaik-baik wanita adalah yang membahagiakanmu tatkala kamu memandangnya dan mentaatimu tatkala kamu memerintahkannya serta menjaga harga dirinya dan hartamu tatkala kamu tidak ada”. ( Hadits shahih. Dikeluarkan oleh Al Hakim (2/161, Ath-Thabrani seperti yang ada dalam Al Majma’ (4/237) dari hadits Ibnu Salam. Dikeluarkan juga oleh Imam Ahmad (2/251) dan An-Nasai seperti hadits tadi dari Abi Hurairah).


Bila kalian renungkan tiga sifat yang ada dalam hadits tadi maka akan kalian dapati bahwa itu semua adalah sebaik-baik yang diidamkan oleh tiap orang laki-laki dari orang perempuan.
Istri yang membahagiakan suami
Inilah sifat yang pertama kali yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar supaya tiap-tiap perempuan yang beriman dan bertakwa bisa menggapai kebahagiaan rumah tangga.
Inilah sifat yang mengantarkan seorang perempuan muslimah kedalam kehangatan cinta suaminya kepada dirinya serta kebahagiaannya dengannya juga kebahagiaan seorang perempuan dengan suaminya.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya kesempurnaan fisik adalah sesuatu yang diidam-idamkan oleh semua manusia yang berakal, baik lelaki maupun perempuan. Islam pun datang untuk mewujudkan kesempurnaan akhlak, akal dan fisik.
Wahai muslimah, hendaknya engkau menggali apa saja yang bisa menyempurnakan penampilanmu, memperindah keadaanmu di depan suamimu dan lakukanlah itu semua dengan hal-hal yang telah Allah bolehkan dan halalkan seperti pakai inai pada kuku atau memakai celak untuk mata ataupun memakai emas serta yang lainnya.
Istri yang shalihah adalah istri yang mampu menghadirkan kebahagiaan di depan suaminya walau hanya dengan sekedar pandangan mata kepadanya.
Seorang lelaki bergelut dengan kejamnya kehidupan, badannya merasa letih dan kadang jiwanya pun tertekan dengan banyaknya beban pekerjaan. Dia menunggu untuk kembali –pada- hal menunggu lebih panas dari pada bara- ke rumahnya untuk menghirup udara segar, kembali dan istirahat. Bila dia masuk rumah dengan sangat letih lalu menjumpai istrinya dalam keadaan tidak sedap di pandang. Kalau demikian berarti engkau telah gagal pada awal tahapan suami istri.
Di sini ada suatu pertanyaan, kenapa itu suatu kegagalan?
Yang terjadi di sini, bahwa sang suami akan sangat tertekan dan dia akan mencari-cari sebab untuk memarahimu, baik dengan perkataan atau perbuatan. Namun tatkala sang suami pulang ke rumahnya mendapati sesuatu yang menyenangkannya dan membahagiakannya serta menyegarkan dadanya, maka dia dengan segera lupa tekanan jiwanya dan keletihan badannya.
Faktor yang paling kuat untuk mendorong cintanya seorang laki-laki terhadap istrinya adalah bahagia dan senangnya tatkala memandang kepadanya. memandang kekasih dalam keadaan yang sangat indah dan menawan adalah faktor yang paling kuat untuk mengokohkan cintanya dalam hati.
Karena itulah, seorang muslimah hendaknya sangat hati-hati agar jangan sampai pandangan suaminya tertuju kepada sesuatu yang tidak disukainya, baik bau yang tidak sedap maupun pandangan yang tidak enak atau yang lainnya, merujuk kepada riwayat Shalafush Shalih dalam hal ini, Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya saya berhias untuk istriku sebagaimana dia juga berhias untukku, saya suka untuk menunaikan kewajibanku yang harus kuberikan kepadanya dengan baik dan hal ini secara otomatis menuntut dia untuk menunaikan kewajibannya kepadaku, karena Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman: “Dan wanita mempunyai hak yang seimbang menurut cara yang ma’ruf”. (QS. Al Baqarah : 228). Berdandan dengan sesuatu yang tidak mengandung dosa.
Para penulis sejarah dan biografi mengatakan: “Bahwa ada seorang suami yang acak-acakan rambutnya dan berdebu badannya masuk ke Khalifah Umar bin Al Khathtab Radhiallahu anhu bersama istrinya, istrinys berkata: “Bukan saya dan bukan ini (ia tidak suka) juga bukan dia wahai Amirul Mukminin”.
Umar pun mengetahui dari ucapannya bahwa ia membenci suaminya, maka beliau mengutus seseorang kepada suaminya agar supaya dia mau berdandan dengan menyisir rambutnya, memotong kukunya dan memperindah kerapiannya. Maka tatkala tiba baginya untuk menemui istrinya, maka sang istri merasa asing darinya. Lalu ia kabur darinya, namun setelah ia mengenali suaminya maka ia menerimanya dan menarik kembali tuduhannya.
Umar Radhiallahu anhu mengatakan: “Begitulah seharusnya kalian bebuat untuk mereka. Demi Allah mereka suka kalian untuk berdandan untuk mereka sebagaimana kalian suka mereka berdandan untuk kalian”.
Saudariku Muslimah…
Lihatlah bajumu sebelum datangnya suamimu, tanyakanlah kepada dirimu sendiri pertanyaan berikut ini: Apakah suamiku akan bahagia melihatku dalam keadaan seperti ini??!! Sudah pasti semua perempuan mengetahui jawabannya.
Sesungguhnya seorang laki-laki diciptakan dengan fitrahnya untuk mencintai sesuatu yang indah, kecuali orang yang merubah fitrahnya dan selalu berjalan dibelakang setiap kejahatan dan kekejian.
Ketika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya dan mendapati istrinya dalam keadaan yang sangat menawan maka akan bertambahlah kecintaan terhadap istrinya dan kecenderungannya kepada dia serta memahami capainya istrinya karenanya.
Sebagian perempuan ada yang beralasan (tidak sempat berdandan) dengan pekerjaan mereka di rumah, baik memasak atau mencuci maupun yang lainnya. Katakan kepada mereka: “Hendaknya kalian menyelesaikan pekerjaan itu sebelum datangnya suami walaupun yang demikian membutuhkan kesungguhan dan rasa capai, karena hasilnya lebih besar dari capai tadi dan sungguh tak ada padanannya.
Kemudian bila seorang laki-laki bila tidak mendapati di rumahnya sesuatu yang menyenangkannya maka akan dengan segera disergap prasangka dan bisikan dari setan, lalu akan terbersit dalam matanya perempuan lain di jalan yang bisa menyenangkannya dan dalam matanya ia akan membenci istrinya.
Saudariku Muslimah…
Upayakanlah senyumanmu senantiasa menghiasi bibirmu tiap kali suamimu memandang kepadamu. Sesungguhnya senyuman itu tidak lebih lama dari kedipan mata namun hal itu akan selalu menjadi kenangan yang terus menghunjam dalam memori seorang lelaki. Juga senymanmu itu akan menyebarkan kebahagiaan dalam rumah tangga, itu adalah suatu keindahan tiada tara yang dilihat oleh seorang suami setelah seharian ia dalam keadaan penat dan letihnya kerja.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya mimik wajahmu yang mengembang di hadapan sang suami pada hakikatnya lebih penting sekali daripada pakaian yang kamu kenakan dan perhiasan yang kamu pakai. Sesungguhnya cerianya senyuman dan kebahagiaan yang dilihat oleh seorang lelaki pada wajah istrinya saat ia memandangnya itu lebih dalam pengaruhnya daripada lembutnya suara lisan. Seorang lelaki lebih cepat menangkap apa yang diungkapkan istrinya dengan senyuman tulus yang tidak dinodai dengan permintaan apapun.
Sesungguhnya saya merasa bahagia dengan kedatanganmu.
Kau berikan kabahagiaan padaku dengan memandangmu.
Bahkan suatu perkara yang mesti diperhatikan bahwa senyuman itu manfaatnya akan kembali kepadamu dengan membawa kebaikan kepadamu, karena hal itu merupakan shadaqah yang kamu letakkan pada lembaran hidupmu. Dengarkanlah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, beliau bersabda: “ Senymanmu terhadap saudaramu adalah shadaqah”. (Hadits shahih diriwayatkan oleh Tirmidzi(2022). Bukhari (128 ) dalam kitab adabul mufrad dari hadits Abi Dzar, dan pada bab ini juga ada hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, Jabir, Hudzaifah, dan Aisyah.
Wahai sudariku muslimah, jadikanlah keceriaan senantiasa memenuhi sisi kehidupanmu, kebahagiaan menyenangkan suamimu, kesuka-citaan selalu menghiasi rumahmudan ketahuilah pula bahwa manusia yang paling berhak mendapatkan ini semua adalah suamimu.
Sumber: dikutip dari buku “Inilah Kriteria Muslimah Dambaan Pria”: Abu Maryam Majdi bin Fathi As-Sayyid, penerjemah: Abu dan Ummu Muqbil, Penerbit: Pustaka Salafiyah

Baca selanjutnya...

16 November 2010

Wanita Sholehah = Bidadari Surga Terindah dan Ciri-ciri Laki-Laki SHOLEH


oleh Belajar Adab Adab Sunnah Rasulullah saw


Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”
Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.”
Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)
Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.” Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)


Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”
Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat : 49)
Beliau menjawab, “Kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”

Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)
Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”
Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”
Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”
Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.”

Sungguh indah perkataan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudaraku.
Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya. Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran Allah kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.
Sebaik-baik perhiasan ialah wanita salehah. Dan wanita salehah adalah mereka yang menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya. Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud, berlian, intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang berjudul “Menjadi wanita paling bahagia”.
Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan di dalam al-quran surat an-nisa ayat 34, bahwa wanita salehah adalah yang tunduk kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak hadir sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.

Dan bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya. Bagaimana caranya agar menjadi wanita salehah? Tentu saja dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang lain. Wanita dunia yang salehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari surga yang begitu indah.

Duhai saudariku muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama dibanding bidadari? Allah meletakkan cahaya di atas wajahmu dan memuliakanmu di surga menjadi bidadari-bidadari surga. Maka, berlajarlah dan tingkatkanlah kualitas dirimu, agar Allah ridha kepadamu

-------------------------------------

Ciri-ciri Laki-laki Yang Sholeh
Yaitu Laki-laki yang:

1. Senantiasa taat kepada Allah swt dan Rasullulah saw.
2. Jihad Fisabilillah adalah tujuan hidupnya.
3. Mati syahid adalah cita cita hidup yang tertinggi.
4. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah swt.
5. Ikhlas dalam beramal.
6. Kampung akhirat maejadi tujuan utama hidupnya.
7. Sangat takut kepada ujian Allah swt. dan ancamannya.
8. Selalu memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
9. Zuhud dengan dunia tetapi tidak meninggalkannya.
10. Sholat malam menjadi kebiasaannya.
11. Tawakal penuh kepada Allah taala dan tidak mengeluh kecuali kepada Allah swt
12. Selalu berinfaq dalam keadaan lapang maupun sempit.
13. Menerapkan nilai kasih sayang sesama mukmin dan ukhwah diantara mereka.
14. Sangat kuat amar maaruf dan nahi munkarnya.
15. Sangat kuat memegang amanah, janji dan kerahasiaan.
16. Pemaaf dan lapang dada dalam menghadapi kebodohan manusia, senantiasa saling koreksi sesama ikhwan dan tawadhu penuh kepada Allah swt.
17. kasih sayang dan penuh pengertian kepada keluarga.

Baca selanjutnya...

15 November 2010

Bila Cinta Berbenalu Kebencian

Pasutri yang seiya sekata akan bersama-sama dan Bantu membantu untuk segera merasakan barokah perrnikahannya. Suami membimbing dan mengayomi, sedangkan istri mendukung, membantu, dan memudahkan jalan mereka berdua menuju kemuara lautan barokah. Manis dan pahitnya kehidupan, onak dan duri yang melintang, maupun mengarungi samudra yang berombak dan bergelombang, semuanya mereka jalani danlalui bersama. Itulah sekilas gambaran hidup pasutri yang saling cinta dan menyayangi dalam berusaha bersama menggapai rumah tangga yang bahagia.

Bila antara pasutri saling cinta dan kasih maka setiap diri mereka berdua pasti akan saling menghormati dan saling menghargai. Sebab itu merupakan bukti cinta kasih keduanya. Adanya sikap saling hormat dan menghargai tentu akan mempererat dan memperkokoh jalinan mereka dan menguatkan asa untuk bejalan bersama sampai pada berkah pernikahan yang sangat indah. Sehingga bisa dimaknai bahwa jalinan cinta kasih pasutri merupakan bekal asasi keberkahan pernikahan mereka. Ia juga yang akan menjadi bingkai hubungan pasutri yang penuh kedamaian dan kehormatan.

Cobalah kita renungkan, bagaimana sekiranya Allah mentaqdirkan pada pasutri salah satu diantara mereka berdua tidak mencintai pasangannya sepenuh hati?
Akankah kebencian yang mulai tumbuh tanpa diharapkan itu menjadi benalu yang mematikan pokok pilar kebahagiaan? Pertanyaan ini kiranya yang butuh pembahasan untuk menjawabnya.

Sebelumnya perlu dipahami. Allahlah Dzat yang menganugrahkan rasa cinta dan kasih sayang didalam kalbu pasutri. Allah menegaskan dalam firmanNya:
“ dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan saying. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”( QS: Ar-Rum:21)

Ayat tersebut mengisyaratkan akan pentingnya arti sebuah cinta dan kasih sayang dalam membangun serta membina rumah tangga. Sehingga Allah menganugrahkannya bagi pasutri yang hidup berdua dalam keteduhan dan kedamaian.

Suatu hal yang dimaklumi bahwa perasaan cinta dan kasih sayang didalam hati pasutri tidak selamnya memuncak, tidak selamanya pula berubah menjadi kebencian semata, namun ia mengalami pasang dan surut. Yang demikian itu lantaran tidak dipungkiri bahwa didalam mengarungi bahtera rumah tangga ada saat-saat, peristiwa-peristiwa, perbuatan-perbuatan, karakter-karakter, serta sifat-sifat yang timbul dari diri pasutri yang mengakibatkan dari salah seorang mereka berdua mendiamkan pasangannya atau bahkan membencinya. Rona-rona kehidupan rumah tangga inilah yang menimbulakan gelombang pasang serta surutnya cinta kasih saying pasutri.

Dengan dasar pemahaman tersebut, diri pasutri diingatkan pada sebuah keharusan memahami apa dan bagaimana muamalah yang harus dia lakukan terhadap pasangannya disaat-saat kedamaian hubungan mereka hatta disaat kebencian mulai menerpa pasangannya, yaitu hendaknya senantiasa tercipta muamalah yang tetap terbangun diatas asas cinta dan kasih sayang yang Allah telah anugrahkan. Sekali lagi muamalah seperti inilah yang terbangun diatas dasar cinta dan kasih sayang, yang seharusnya menghiasi hubungan pasutri dalam kedekatan maupun kebencian meregangkan keduanya.

Diantara bentuk rasa cinta dan kasih saying seseorang kepada orang lain adalah ia tunaikan hak-haknya dan tidak menelantarkannya. Dalam sebuah hadist Rsulullah menegaskan hal ini:” Dari Anas dari Nabi bersabda: Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga Dia mencintai hak saudaranya sebagaimana dia mencintai haknya sendiri” (HR: Bukhori)

Artinya, dalam setiap keadaan serta warna-warni kehidupan rumah tangga, setiap diri pasutri harus selalu memelihara hak-hak pasangannya dan jangan sampai mengabaikannya.

Kita semua yakin bahwa hak seorang istri atas suaminya atau hak seorang suami atas istrinya sangat agung dan lebih agung daripada hak seoang muslim terhadap muslim lainnya untuk dipelihara. Hal ini sebab pasutri telah disatukan oleh dua ikatan sekaligus yaitu ikatan jalinan isam dan ikatan jalinan pernikahan yang sangat kokoh yang disebut mistaqon gholizhon, sebagaimana Allah sebutkan dalam firmanNya: “ Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul ( bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri. Dan mereka istri-istrimu telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.(QS: An-nisa : 21).

Dari sini seyogyanya setiap pasutri memperhatikan kembali perintah Allah kepada mereka berdua agar menunaikan hak-hak pasangannya dengan ma’ruf. Bahwa Dia tidak mensyaratkan adanya rasa cinta dan kasih sayang dalam hati mereka berdua kepada pasangannya. Artinya hak-hak tersebut harus senantiasa dipelihara dan ditunaiakan meski rasa cinta dalam hati mulai meredup.

Bahkan dalam rangka memelihara hak-hak pasutri, disamping Allah memerintahkan untuk bergaul dengan baik antara keduanya, Allah juga memerintahkan untuk tidak menurutkan nafsu begitu saja dengan mengubah pandangan pasutri terhadap pasangannya tatkala kebencian mulai melanda, Allah berfirman yang artinya:” …dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaulah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak .”(QS: An-nisa: 19)

Hikmah dibalik ini, bahwa tat kala rasa cinta pasangan pasutri mulai melemah dan kasih saying mulai surut, hak-hak pasutri tetap terpelihara dan kehormatan masing-masingpun tetap dihargai, sehingga hidup mereka tetap dalam bingkai rohmah, kasih saying meski dalam hati salah satu diantara mereka mulai tumbuh kebencian.

Ini adalah perkara yang sulit, namun setidaknya kesulitan ini akan menjadi mudah tatkala setiap pasutri harus merenungkan dan berfikir tentang hak-haknya sendiri yang tertelantarkan. Akankah kita diam dan menerimanya begitu saja?

Begitulah hak-hak tiap diri sangat dibutuhkan saat-saat dada ini lega menghela nafas bahagia maupun disaat hati ini sesak terhimpit oleh desakan dan merontanya hati disebabkan kebencian.

Memang, tatkala pasutri saling cinta dan kasih saying tidak memerlukan nasehat agar mereka bergaul secara ma’ruf. Akan tetapi bila salah satu membenci pasangannya, dan bila sakit hati mulai meronta maka sepatutnya pasutri mengetahui cara bergaul bil ma’ruf dengan pasangannya sekalipun ia tidak mencintainya dan ia membencinya. Sebab inilah kunci keberkahan pernikahan mereka, yaitu kebencian yang menyayangi.

Kita semua yakin bahwa tentunya bahwa ada banyak kebaikan yang ada pada diri setiap pasutri, hanya saja rasa bencilah yang menutup mata ini untuk bisa melihat kebaikan-kebaikannya. Bagaimana tidak, sedangkan allah menegaskan:” mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak “! Maka sadarilah wahai saudara dan saudariku.

Sumber : Al mawaddah

Baca selanjutnya...

03 November 2010

Aneka Resep Cemilan Anak (1)


Membuat cemilan yang sehat untuk anak ternyata tidak sesulit yang dibayangkan, memang terkesan ribet namun hasilnya lebih memuaskan karena ternyata kita bisa membuatnya sendiri sehingga anak tidak perlu lagi membeli jajan yang tentu belum pasti sehatnya. Kumpulan resep kue ini dibuat hasil dari eksperimen sendiri dan telah diuji coba, Alhamdulillah semoga bisa bermanfaat…

Kue putu ayu
Bahan:
150 gram gula pasir
150 gram terigu
3 butir telur
1 saset fanili bubuk
½ sdm ovalet/SP pengembang kue
1 sdm minyak sayur
½ butir kelapa parut ambil ampasnya
300 ml santan
1 sdt Pasta pandan

CARA MEMBUAT
1. Kocok gula pasir, telur, fanili, dan ovalet hingga mengembang
2. Masukkan terigu dan santan sedikit demi sedikit, beri pasta pandan kemudian aduk rata
3. Siapkan cetakan putu ayu, olesi dengan minyak
4. Masukkan ampas kelapa kedalam cetakan sambil ditekan
5. Masukkan adonan dalam cetakan dan kukus selama 15 menit
6. Angkat,sajikan

Kue Manis isi Pisang
Bahan:
250 gram terigu
2 butir telur
1 butir kuning telur
1 sdm fernipan dicairkan dengan air 50 ml
2 sdm mentega
1 sisir Pisang kapok/janten/raja nangka dll
2 sdm gula pasir untuk adonan
Gula pasir secukupnya untuk taburan

Cara membuat:
1. Masukkan terigu dalam wadah dan buat lingkaran, kemudian masukkan telur,fernipan,mentega dan gula pasir uleni sampai kalis
2. diamkan adonan selama 30 menit (tutup rapat adonan)
3. Belah pisang sesuai selera
4. Ambil sedikit adonan, memarkan hingga tipis kemudian belah2 ujung adonan dengan sendok dan masukkan pisang ditengahnya dan anyam silang, ulangisampai adonan habis
5. Olesi dengan kuning telur dan taburi dengan gula pasir
6. Panggang dalam oven selama 20 menit
7. Angkat, sajikan

Bola-Bola Singkong
Bahan:
1 kg singkong diparut
3 sdm mentega
½ sdm fernipan
1 sdt garam
Minyak untuk menggoreng
100 gram Tepung gula

Cara membuat:
1. Campurkan singkong, mentega, garam dan fernipan buat menjadi adonan
2. Diamkan adonan selama 15 menit
3. Buat bola-bola dan goring hingga kecoklatan
4. Taburi dengan tepung gula, sajikan

Dadar Gulung Pisang

Bahan:
100 gram tepung trigu
1 sdm mentega
½ sdt garam
1 butir telur
20 ml air
Pisang
½ sdt pasta pandan

Cara membuat:
1. Campurkan semua bahan. Siapkan wajan anti lengket dan buat dadar
2. Angkat dan isi dengan pisang
3. Gulung dan sajikan



Kue Mangkok Pandan


Bahan:
150 gram tepung beras
¼ sdt ragi instant
100 ml santan
150 gram gula pasir
¼ sdt garam
½ sdt pasta pandan
¼ sdt baking powder

Cara Membuat:
1. Campur semua bahan, aduk rata , diamkan selama 30 menit
2. siapkan cetakan olesi dengan minyak sayur
3. Masukkan adonan kira-kira pada lapisan sendok sayur
4. Kukus adonan selama 15 menit
5. Angkat dan sajikan

Kue Mangkok Ubi

Bahan:
1 kg ubi ungu, kukus dan haluskan
250 gram tepung kanji
250 gram gula pasir
1 sdt garam
150 ml santan kental

Cara membuat:
1. Masukkan semua bahan
2. Tuangkan kedalam cetakan
3. Kukus, sajikan

RISOLES SAYURAN
Bahan:
150 gram tepung trigu
1 butir telur
1 sdm mentega
1 sdt garam
100 ml air
½ liter minyak goring
2 butir telur kocok
100 gram tepung panir
ISI:
100 gram wortel, iris kotak
100 gram kentang iris kotak
1 batang daun seledri dan muncang( daun bawang)
2 siung bawang putih, ½ sdt mrica ,½ sdt garam haluskan
1sdm minyak untuk menumis

Cara Membuat:
1. Campurkan tepung trigu,telur,mentega, garam dan air, aduk rata
2. Siapkan wajan anti lengket, ambil sedikit adonan dan buat dadar
3. isi adonan dengan bahan isi, gulung
4. celupka kedalam telur dan gulingkan dalam tepung panir
5. goreng hingga kecoklatan, angkat, sajikan

Baca selanjutnya...

02 November 2010

Bakso Udang


oleh: Ummu Tibyan

Bakso, jenis makanan yang satu ini memang memiliki daya tarik tersendiri bagi anak-anak dan sebagian besar pasti menyukainya. Hanya saja sebagai ibu yang bijak kita harus sangat berhati-hati dan selektif dalam memilihkan makanan untuk anak , mengingat bakso ini sangat mudah dijumpai dan tak jarang banyak yang mengandung bahan-bahan berbahaya dalam pembuatannya.
Untuk itu kali ini saya menawarkan sebuah resep membuat bakso yang sehat tanpa pengawet, bergizi dan aman dikonsumsi anak. Alhamdulillah setelah dicoba, anak-anakpun sangat suka…nih dia resepnya:
Bahan :
250 gram udang kupas
50 gram air es
3 sdm tepung maizena
1 sdt garam
1 putih telur
½ sdt mrica bubuk
3 siung bawang putih haluskan

CARA MEMBUAT:
1. Haluskan udang dan air es dengan blender
2. Masukkan tepung maizena dan putih telur, aduk rata
3. Diamkan 10 menit, letakkan adonan ditangan, lalu genggam hingga adonan keluar, lalu sendoki hingga berbentuk bulat
4. Didihkan air, masukkan bulatan-bulatan bakso dan masak hingga terapung. Angkat dan tiriskan

Selamat mencoba…..

Baca selanjutnya...

01 November 2010

Sumayyah-Ummu Ammar

Pada Keteguhan Imannya
Ada Gambaran Mahalnya Surga
Iman, apabila telah menancap di hati seorang hamba maka akan menjadi mesin penggerak yang melahirkan mukjizat. Ia adalah motivator yang menyinarkan berbagai keindahan. Memang iman adalah sesuatu yang tertanam di dalam dada dan menumbuhkan buah amalan di luar gambaran otak manusia.Keyakinan akan al-haq (kebenaran) dan loyalitas terhadap syari’at Alloh dengan mempertahankannya dalam keadaan apa pun juga, sungguh merupakan keistimewaan dan keindahan.

Keimanan jugalah, wahai Ukhti al-muslimah… yang telah menautkan hati seorang budak, hamba sahaya dari negeri Ethiofia dengan hati Shuhaib dari negara besar, Romawi.Keimanan juga yang mengangkat derajat seorang budak wanita yang tiada dikenal orang di masa hidupnya, hingga namanya harum semerbak bak kesturi sampai akhir zaman. Dengan keimanan yang kokoh ia mempertahankan keyakinannya, sekalipun tubuh yang sudah renta jadi tantangannya. Ia adalah Sumayyah, Ibunda ‘Ammar bin Yasir, satu keluarga yang dijamin masuk surga. Mari kita ikuti cerita wanita mukminah yang rela berkorban demi mempertahankan keimanannya ini:
Sebelum bersinarnya cahaya Islam di bumi ini, dan di kota Makkah khususnya, Sumayyah binti Khubbath hanyalah seorang budak sahaya biasa, yang dimiliki oleh Abu Hudzaifah bin Mughiroh al-Makhzumi.
Suatu ketika datanglah seorang pemuda yang bernama Yasir bin Amir al-Kinani bersama dua orang saudaranya, al-Harits dan Malik, dari Yaman untuk mencari saudara mereka yang sudah lama menghilang. Setelah letih mencari dan bertanya tentang keberadaan saudara mereka yang hilang namun tak mendapatkan hasil dan tak ada harapan untuk dapat bertemu dengan saudara mereka, maka pulanglah kedua saudara Yasir tersebut ke Yaman. Adapun Yasir sendiri tetap tinggal diMakkah karena negeri itu sangat menarik hatinya dan memutuskan untuk hidup di sana.
Sebagai orang asing, Yasir menyadari ia harus mencari seseorang yang dapat menjaminnya dari kerasnya kehidupan di zaman yang berhukum dengan hukum rimba, siapa yang kuat ia yang berkuasa, tak ada tempat untuk orang yang lemah.Akhirnya Yasir menjadikan Abu Hudzaifah bin al-Mughiroh sebagai saudara angkatnya (haliif). Abu Hudzaifah yang melihat kebaikan sifat dan akhlak Yasir yang menarik hatinya, memutuskan untuk menjodohkan Yasir dengan budaknya, Sumayyah. Maka menikahlah budak Sumayyah dengan pemuda Yasir. Dan dari pernikahan itu mereka dikaruniai seorang putra yang diberi nama ‘Ammar. Dan bertambah pula kebahagiaan mereka ketika Abu Hudzaifah memerdekakan ‘Ammar dari perbudakan.
Setelah Abu Hudzaifah meninggal, keluarga Sumayyah hidup di bawah perlindungan Bani Makhzum sampai ‘Ammar menginjak dewasa dan Sumayyah dan Yasir memasuki usia tua. Kemudian datanglah masa diutusnya Rosululloh untuk menyampaikan kebenaran dari Alloh dan mengeluarkan manusia dari gelapnya kesesatan yang menyelubungi kehidupan mereka. Berita tentang datangnya Nabi baru itu tak lepas juga dari perhatian ‘Ammar bin Yasir. Kemudian dengan rasa penasaran ia mendatangi Rosululloh di rumah Arqom bin Arqom dan mendengarkan langsung wahyu yang diturunkan kepada beliau . Hatinya pun tertambat dan merasakan ketenangan yang tiada tara, yang menjadikan Alloh membuka hatinya untuk memeluk Islam. Setelah membaca dua kalimat syahadat, ia langsung menemui ibunya, Sumayyah, dan menawarkan agama baru itu kepada ibunya. Gayung pun bersambut, hati wanita tua yang telah lama kosong itu pun disinari cahaya Ilahi. Tanpa keraguan sedikit pun, begitu juga suaminya, Yasir, yang juga bersegera menyambut ajakan putranya untuk memeluk Islam.
Maka bergabunglah keluarga yang bersahaja itu dalam bahtera Islam, yang pada masa itu para pengikutnya sangat terkekang dan disudutkan, terutama bagi mereka dari golongan rendah seperti keluarga Yasir.Mendengar berita keislaman keluarga Yasir, orang-orang musyrikin, terutama Bani Makhzum, menjadi murka dan berang. Bila sahabat Rosululloh yang lain, seperti Abu Bakar, terlindungi oleh kaumnya karena kedudukannya, maka keluarga Yasir dan Sumayyah setelah Bani Makhzum menabuhkan genderang perangnya terhadap Islam, tak ada lagi yang dapat melindungi mereka dari hinaan dan siksaan kaum kafir Quraisy. Hanya Alloh-lah yang dapat melindungi mereka dari segalanya. Tidaklah seseorang dikatakan beriman kecuali setelah diuji dan diberi cobaan dalam agama dan kehidupan mereka. Jika mereka mampu bersabar maka mereka itulah orang-orang yang benar dan tulus keimanannya.
Itulah yang sekarang menimpa Sumayyah dan suaminya serta putranya. Orang-orang Quraisy tanpa rasa iba dan kasih sayang menyeret mereka di jalanan dan membawa mereka ke padang pasir di tengah terik matahari, dengan memakaikan baju besi kepada mereka untuk menambah penderitaan mereka. Setelah keringat mereka berhenti mengalir, tubuh mereka kering, dan darah mereka mulai bercucuran, mereka dipaksa untuk kembali murtad dari agama Islam dan dipaksa untuk menghina dan mencaci Rosululloh , dan memuji tuhan-tuhan mereka. Namun hati-hati yang telah mendapatkan ketenangan dan kedamaian dari petunjuk Alloh itu tak bergeming sedikit pun, walau disiksa dan dibunuh sekalipun. Panasnya matahari tak lagi mereka takuti, mereka lebih takut akan siksa api neraka yang berlipat-lipat lebih panas dari panasnya matahari di dunia. Kejamnya para penyiksa tak juga mereka takuti, karena mereka lebih takut kepada Alloh yang maha pedih siksanya dan berkuasa atas segala sesuatu. Makin tubuh mereka disiksa makin bertambah keimanan dan penyerahan diri mereka kepada Alloh.
Rosululloh setiap kali melewati mereka, beliau berkata: “Bersabarlah wahai keluarga Yasir, sesungguhnya yang dijanjikan bagi kalian adalah surga.” Ya.. surga adalah sesuatu yang paling berharga. Sudah selayaknya sesuatu yang berharga dibayar mahal sesuai dengan nilainya, dan untuk mendapatkannya diperlukan kesabaran dan pengorbanan.Tubuh Yasir yang sudah renta tak mampu bertahan di bawah penyiksaan, hingga akhirnya ruhnya meninggalkan dunia yang fana ini menghadap Alloh untuk mencari sesuatu yang kekal yang telah dijanjikan Alloh dan Rosul-Nya.
Keadaan Sumayyah juga sangat menyedihkan. Siksaan demi siksaan ia hadapi dengan penuh kesabaran. Tak sedikit pun terbetik dalam hatinya untuk menyerah dan kembali kepada agamanya yang dulu setelah cahaya Islam menerangi relung hatinya. Abu Jahal yang melihat kekerasan hati wanita itu mendekatinya dan mengeluarkan kata-kata jorok serta menghina Sumayyah sepuasnya. Namun Sumayyah dengan tegas menjawab dengan jawaban yang membuat Abu Jahal berang dan merah mukanya. Dengan hati sangat mendongkol ia mengambil tombak dan menusukkannya ke arah kemaluan Sumayyah sehingga tembus sampai ke punggungnya. Maka berakhirlah siksaan yang diderita Sumayyah. Ia wafat dengan penuh keridhoan dan dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Dengan itu, maka tercatatlah Sumayyah sebagai syahidah (wanita yang meninggal dalam keadaan syahid) pertama dalam Islam.
Suatu ketika, ‘Ammar berkata kepada Rosululloh : “Wahai Rosululloh , siksaan yang kami derita rasanya sudah mencapai puncaknya.” Maka Rosululloh berkata kepadanya: “Bersabarlah wahai Abal Yaqdhon. Ketahuilah, tidak satu pun keluarga Yasir yang akan disiksa dengan neraka.” Dan ketika Abu Jahal terbunuh pada perang Badar, Rosululloh berkata kepada ‘Ammar bin Yasir: “Alloh telah membinasakan orang yang telah membunuh ibumu.”
Semoga Alloh meridhoi Ummu ‘Ammar bin Yasir, ibu sang pendiri masjid pertama dalam Islam, dan menjadikan kesabaran dan ketegarannya sebagai teladan bagi para muslimah dan mukminah, dan menempatkannya di sebaik-baik tempat di sisi-Nya.

Baca selanjutnya...

Labels

About This Blog

Followers

About

My photo
Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim)

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP