.. إِنَّكَ لا تَهدى مَن أَحبَبتَ وَلٰكِنَّ اللَّهَ يَهدى مَن يَشاءُ ۚ وَهُوَ أَعلَمُ بِالمُهتَدينَ ..

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu sayangi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (AlQasas 28: 56)

Live Streaming

Bismillahirrohmaanirrohiim

"Engkau tidak akan menjadi seorang alim hingga engkau menjadi orang yang
belajar. Dan engkau tidak dianggap alim tentang suatu ilmu, sampai
engkau mengamalkannya."
...Abud Darda' Radhiallahu anhu...

15 November 2010

Bila Cinta Berbenalu Kebencian

Pasutri yang seiya sekata akan bersama-sama dan Bantu membantu untuk segera merasakan barokah perrnikahannya. Suami membimbing dan mengayomi, sedangkan istri mendukung, membantu, dan memudahkan jalan mereka berdua menuju kemuara lautan barokah. Manis dan pahitnya kehidupan, onak dan duri yang melintang, maupun mengarungi samudra yang berombak dan bergelombang, semuanya mereka jalani danlalui bersama. Itulah sekilas gambaran hidup pasutri yang saling cinta dan menyayangi dalam berusaha bersama menggapai rumah tangga yang bahagia.

Bila antara pasutri saling cinta dan kasih maka setiap diri mereka berdua pasti akan saling menghormati dan saling menghargai. Sebab itu merupakan bukti cinta kasih keduanya. Adanya sikap saling hormat dan menghargai tentu akan mempererat dan memperkokoh jalinan mereka dan menguatkan asa untuk bejalan bersama sampai pada berkah pernikahan yang sangat indah. Sehingga bisa dimaknai bahwa jalinan cinta kasih pasutri merupakan bekal asasi keberkahan pernikahan mereka. Ia juga yang akan menjadi bingkai hubungan pasutri yang penuh kedamaian dan kehormatan.

Cobalah kita renungkan, bagaimana sekiranya Allah mentaqdirkan pada pasutri salah satu diantara mereka berdua tidak mencintai pasangannya sepenuh hati?
Akankah kebencian yang mulai tumbuh tanpa diharapkan itu menjadi benalu yang mematikan pokok pilar kebahagiaan? Pertanyaan ini kiranya yang butuh pembahasan untuk menjawabnya.

Sebelumnya perlu dipahami. Allahlah Dzat yang menganugrahkan rasa cinta dan kasih sayang didalam kalbu pasutri. Allah menegaskan dalam firmanNya:
“ dan diantara tanda-tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan saying. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”( QS: Ar-Rum:21)

Ayat tersebut mengisyaratkan akan pentingnya arti sebuah cinta dan kasih sayang dalam membangun serta membina rumah tangga. Sehingga Allah menganugrahkannya bagi pasutri yang hidup berdua dalam keteduhan dan kedamaian.

Suatu hal yang dimaklumi bahwa perasaan cinta dan kasih sayang didalam hati pasutri tidak selamnya memuncak, tidak selamanya pula berubah menjadi kebencian semata, namun ia mengalami pasang dan surut. Yang demikian itu lantaran tidak dipungkiri bahwa didalam mengarungi bahtera rumah tangga ada saat-saat, peristiwa-peristiwa, perbuatan-perbuatan, karakter-karakter, serta sifat-sifat yang timbul dari diri pasutri yang mengakibatkan dari salah seorang mereka berdua mendiamkan pasangannya atau bahkan membencinya. Rona-rona kehidupan rumah tangga inilah yang menimbulakan gelombang pasang serta surutnya cinta kasih saying pasutri.

Dengan dasar pemahaman tersebut, diri pasutri diingatkan pada sebuah keharusan memahami apa dan bagaimana muamalah yang harus dia lakukan terhadap pasangannya disaat-saat kedamaian hubungan mereka hatta disaat kebencian mulai menerpa pasangannya, yaitu hendaknya senantiasa tercipta muamalah yang tetap terbangun diatas asas cinta dan kasih sayang yang Allah telah anugrahkan. Sekali lagi muamalah seperti inilah yang terbangun diatas dasar cinta dan kasih sayang, yang seharusnya menghiasi hubungan pasutri dalam kedekatan maupun kebencian meregangkan keduanya.

Diantara bentuk rasa cinta dan kasih saying seseorang kepada orang lain adalah ia tunaikan hak-haknya dan tidak menelantarkannya. Dalam sebuah hadist Rsulullah menegaskan hal ini:” Dari Anas dari Nabi bersabda: Tidak sempurna iman seseorang diantara kalian sehingga Dia mencintai hak saudaranya sebagaimana dia mencintai haknya sendiri” (HR: Bukhori)

Artinya, dalam setiap keadaan serta warna-warni kehidupan rumah tangga, setiap diri pasutri harus selalu memelihara hak-hak pasangannya dan jangan sampai mengabaikannya.

Kita semua yakin bahwa hak seorang istri atas suaminya atau hak seorang suami atas istrinya sangat agung dan lebih agung daripada hak seoang muslim terhadap muslim lainnya untuk dipelihara. Hal ini sebab pasutri telah disatukan oleh dua ikatan sekaligus yaitu ikatan jalinan isam dan ikatan jalinan pernikahan yang sangat kokoh yang disebut mistaqon gholizhon, sebagaimana Allah sebutkan dalam firmanNya: “ Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul ( bercampur) dengan yang lain sebagai suami istri. Dan mereka istri-istrimu telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.(QS: An-nisa : 21).

Dari sini seyogyanya setiap pasutri memperhatikan kembali perintah Allah kepada mereka berdua agar menunaikan hak-hak pasangannya dengan ma’ruf. Bahwa Dia tidak mensyaratkan adanya rasa cinta dan kasih sayang dalam hati mereka berdua kepada pasangannya. Artinya hak-hak tersebut harus senantiasa dipelihara dan ditunaiakan meski rasa cinta dalam hati mulai meredup.

Bahkan dalam rangka memelihara hak-hak pasutri, disamping Allah memerintahkan untuk bergaul dengan baik antara keduanya, Allah juga memerintahkan untuk tidak menurutkan nafsu begitu saja dengan mengubah pandangan pasutri terhadap pasangannya tatkala kebencian mulai melanda, Allah berfirman yang artinya:” …dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali bila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaulah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak .”(QS: An-nisa: 19)

Hikmah dibalik ini, bahwa tat kala rasa cinta pasangan pasutri mulai melemah dan kasih saying mulai surut, hak-hak pasutri tetap terpelihara dan kehormatan masing-masingpun tetap dihargai, sehingga hidup mereka tetap dalam bingkai rohmah, kasih saying meski dalam hati salah satu diantara mereka mulai tumbuh kebencian.

Ini adalah perkara yang sulit, namun setidaknya kesulitan ini akan menjadi mudah tatkala setiap pasutri harus merenungkan dan berfikir tentang hak-haknya sendiri yang tertelantarkan. Akankah kita diam dan menerimanya begitu saja?

Begitulah hak-hak tiap diri sangat dibutuhkan saat-saat dada ini lega menghela nafas bahagia maupun disaat hati ini sesak terhimpit oleh desakan dan merontanya hati disebabkan kebencian.

Memang, tatkala pasutri saling cinta dan kasih saying tidak memerlukan nasehat agar mereka bergaul secara ma’ruf. Akan tetapi bila salah satu membenci pasangannya, dan bila sakit hati mulai meronta maka sepatutnya pasutri mengetahui cara bergaul bil ma’ruf dengan pasangannya sekalipun ia tidak mencintainya dan ia membencinya. Sebab inilah kunci keberkahan pernikahan mereka, yaitu kebencian yang menyayangi.

Kita semua yakin bahwa tentunya bahwa ada banyak kebaikan yang ada pada diri setiap pasutri, hanya saja rasa bencilah yang menutup mata ini untuk bisa melihat kebaikan-kebaikannya. Bagaimana tidak, sedangkan allah menegaskan:” mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak “! Maka sadarilah wahai saudara dan saudariku.

Sumber : Al mawaddah

0 komentar:

Labels

About This Blog

Followers

About

My photo
Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim)

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP