.. إِنَّكَ لا تَهدى مَن أَحبَبتَ وَلٰكِنَّ اللَّهَ يَهدى مَن يَشاءُ ۚ وَهُوَ أَعلَمُ بِالمُهتَدينَ ..

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu sayangi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (AlQasas 28: 56)

Live Streaming

Bismillahirrohmaanirrohiim

"Engkau tidak akan menjadi seorang alim hingga engkau menjadi orang yang
belajar. Dan engkau tidak dianggap alim tentang suatu ilmu, sampai
engkau mengamalkannya."
...Abud Darda' Radhiallahu anhu...

01 December 2010

Bekal dan Kiat Merawat Cinta

Bekal dan kiat merawat Cinta
Oleh ust. Abu Zahroh al-Anwar
Diringkas ulang oleh : Ummu tibyan

Setelah Allah memberikan nikmat pernikahan yang sah, dan disaat biduk rumah tangga mulai berlabuh, tentu kita tidak ingin cinta dan kasih sayang yang telah bersemi didalam hati terhadap pasangan kita menjadi layu, apalagi sampai mongering dan usang.


Bekal pasutri memelihara cinta

Bila pasutri mendapati cinta dan kasih saying antara keduanya mulai layu, maka mereka perlu sarana untuk menjaganya agar tidak berlanjut dan berlarut-larut yang apabila dibiarkan tentu saja ia akan menjadi kering. Dengan berbekal sarana yang syar’I insya Allah pasutri akan bisa menjadikan cintanya bersemi kembali, bekal tersebut adalah:
v     Ilmu yang bermanfaat
Pasutri yang mengharapkan kehidupan rumah tangganya senantiasa dipeuhi sakinah, mawaddah warohmah, harus menghidupkan ruh ilmu yang bermanfaat pada diri mereka dan saling berlomba untuk mengamalkannya. Salah satu upaya untuk mendorong hal tersebut adalah dengan saling memberikan dorongan untuk belajar ilmu al-Qur’an dan as-sunnah yang shoheh sesuai dengan pemahaman yang lurus dan benar, dan saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran.
v     Iman dan amal sholeh
Kedua hal ini merupakan bekal asasi yang dapat melestarikan cinta dan kasih saying, termasuk kebahagiaan dan ketentraman hidup, Allah berfirman:
Barang siapa yang mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman,maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari pa yang mereka kerjakan”(QS: An-Nahl:97)
Sebab, seorang yang beriman kepada Alloh yang membuahkan amal sholeh akan tertata hati, akhlak, urusan dunia dan akheratnya. Dia akan memiliki pijakan hidup yang kokoh sehingga bisa menerima segala hal yang dating kepadanya, yang baik maupun yang jahat, berupa sebab-sebab tumbuhnya cinta, kasih saying dan kebahagiaan maupun sebab-sebab kegoncangan jiwa dan kesedihan.
v     Berbuat baik kepada sesama
Orang yang paling dekat dengan kita saat ini adalah ialah pasangan kita,keluarga, termasuk anak-anak dan orang tua kita. Bila kita bisa berbuat baik kepada mereka, terutama pasangan kita maka betapapun gelombang yang dating menimpa kita, InsyaAlloh  ia tetap akan berbuah kebaikan.
Alloh menyatakan dalam firmannya (Qs: An-nisa:114) bahwa setiap kebaikan akan mendatangkan kebaikan dan menolak kejelekan. Dan seorang muslim yang melakukan kebaikan demi mengharapkan pahala disisi Alloh, maka Alloh akan memberikan apa yang dia minta dan akan menghilangkan kesedihan dan kekeruhan hatinya serta hal-hal lain yang bisa mengganggu kebahagiaannya.
v     Dzikrulloh
Dzikir memiliki pengaruh yang luar biasa bagi ketenangan dan ketentraman hidup. Bahkan dzikir dapat menghilangkan kesedihan dan duka cita.Alloh berfirman :
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingat Alloh hati menjadi tentram.”(QS: Ar-Ra’du:28)

Bagaimana menumbuhkan cinta?

Menumbuhkan cinta yang telah layu memrlukan kiat tertentu dan sarana tertentu pula yang harus dilakukan dan diupayakan oleh masing-masing pasutri, diantaranya:
1.      Perhatian serius terhadap aktifitas sekarang
Artinya, masing-masing pasutri hendaknya tidak menyibukkan dirinya dan pikirannya dengan masa yang belum tentu terjadi. Begitupula harus membuang kedukaan atas hal-hal yang telah berlalu yang tidak mungkin diambil kembali dan tidak mungkin diperbaiki. Adapun masa lalu, ia merupakan pengalaman yang patut dijadikan sebuah pelajaran untuk perbaikan masa sekarang. Berduka dari sesuatu yang telah lalu, akan menyebabkan kegoncangan dan pesimis dalam menghadapai masa depan. Jangan sampai masa lalu justru melumpuhkan semangat untuk melakukan sesuatu yang berharga untuk hari ini. Namun yang seharusnya dilakukan ialah masing-masing harus menjadi pemilik hari ini dengan mengumpulkan semangat serta upaya optimal untuk beraktifitas yang bermanfaat disaat sekarang. Dengan demikian akan sempurnalah usaha yang dilakukan dan masing-msaing akan terhibur dari duka dan kesedihan, dan diharapkan akan menumbuhkan kembali benih cinta dan kasih saying.
2.      Bahu membahu diatas ketaatan
Hendaklah setiap pasutri meluangkan waktu khusus untuk melaksanakan ketaatan secara bersama-sama, seperti: tadarus bersama dengan saling menyimak bacaan ,saling membangunkan untuk melaksanakan sholat malam, murajaah hafalan dan lainnya.Suasana kebersamaan ini kan menggugah hati masing-msaing dan akan menumbuhkan kembali cinta dan kasih saying diantara mereka berdua.Rasulullah bersabda:” Semoga Alloh merahmati seorang laki-laki yang bangun malam, lalu membangunkan keluarganya. Jika keluarganya enggan, ia mengambil air kemudian menyiramkan kewajahnya. Semoga Alloh merahmati wanita yang bangun malam, lalu membangunkan keluarganya. Jika keluarganya enggan, ia mengambil air dan menyiramkan kewajahnya.”(HR: Abu Dawud:1113)
3.      Berkilah yang barokah
Dalam kehidupan rumah tangga sangat dibutuhkan toleransi, kelembutan dan kehalusan perangai. Atau bila memang diperlukan dalam usaha menumbuhkan cinta dan kasih saying, berkilah dan basa basipun bisa menjadi sesuatu yang patut dilakukan. Bahkan meski terkadang pasutri terpaksa harus berdustapun tidak mengapa karena syariat islam memberikan keringanan dalam masalah ini.
Syariat islam memberikan izin kepada pasutri untuk berdusta demi menjaga keutuhan cinta kasih dalam rumah tangga mereka. Rasululloh telah menjelaskan bahwa syariat islam telah membolehkan seseorang berdusta dalam tiga keadaan, yaitu: ketika ingin mendamaikan (dua orang atau kelompok yang sedang bertikai): ketika dalam suasana perang: berdustanya seorang suami pada istrinya dan seorang istri pada suaminya( untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka)(HR: Akhmad:26015)
4.      Saling menghargai dan menghormati
Sebagian pasutri terkadang merendahkan akal dan cara berfikir pasangannya, entah karena sebab atau tanpa sebab yang bisa dipahami bersama. Suami maupun istri yang seperti ini hanya akan menyebabkan kelelahan, bukan kebahagiaan dihati pasangannya. Dan ia tetntu sulit menjadi pasanagan yang dihormati oleh pasangannya, karena penghormatan merupakan sesuatu yang timbal balik, selama seseorang tidak menghormati orang lain, maka orang lainpun tidak akan menghormatinya.
Akal adalah sesuatau yang terhormat, baik yang dimiliki suami ataupun istri, bahkan sebagian wanita terkadang lebih cerdas akalnya daripada laki-laki. Seorang suami hendaknya menghormati dan menghargai akal pikiran istrinya dengan mengajaknya berfikir bersama dalam mengurus rumah tangga, juga memikirikan dan membuat rancangan masa depan keluarga.
5.      Selalu berprasangka baik
Keraguan tidak akan melahirkan kecuali keraguan dan buruk sangka, kepercayaaan tidak akan melahirkan kecuali kepercayaan pula.
Apabila pasutri selalu saling curiga dan berburuk sangka  maka hilanglah sebagian pondasi kebahagiaan rumah tangganya. Boleh saja berharap kebahagiaan, tetapi bila salah satu pondasinya telah hilang maka tentu sangat sulit didapatkan, sehingga tidaklah berlebihan jika berburuk sangka merupakan factor utama kehancuran sebuah rumah tangga.Rasulollah menegaskan:”Jauhilah persangkaan(yang jelek) sebab sesungguhnya persangkaan (yang jelek)adalah sedusta-dusta pembicaraan”(HR; Bukhori dan muslim:4646)
6.      Tetap menjaga etika ketika berjauhan
Kondisi ekonomi yang sulit terkadang memaksa pasutri untuk saling berjauhan dalam beberapa waktu, dimana istri tetap tinggal dirumah dan suami keluar untuk mencari mai’syah. Ketika hal ini terjadi maka mereka harus senantiasa menjaga etika agar keadaan seperti inipun tetap menguntungkan.
Bagi suami: hendaknya ia pergi tidak dalam waktu yang lama yang melebihi kebutuhan,karena hal ini akan menyakiti istri. Hendaknya ia senantiasa berhubungan dengan istrinya baik melalui surat, telepon, agar ia mengetahui kebutuhan istri dan anak-anaknya.
Sementara istri: hendaklah berlapang dada menjadi seorang istri bagi suaminya meski harus ditinggal sendirian untuk beberapa waktu lamanya. Ia juga harus bisa mengkondisikan suasana rumah tangganya termasuk mengurus anak-anak suaminya. Ia harus menyadari bahwa keluarnya suami meninggalkannya bersama anak-anak bukan untuk bersenang-senang melainkan untuk keperluan bersama, bahkan keluarnya suami adalah untuk memenuhi sebagian haknya dan hak anak-anaknya.
7.      Menjaga dan mengkondisikan kccembuaruan
Cemburu merupakan indikasi adanya cinta diantara pasutri, sehingga cemburu yang sewajarnya adalah tidak tercela, bahkan perlu juga dipuji.Kecemburuan wanita biasanya didasarka pada perasaan, bila wanita sedang cemburu, yang mengendalikan dirinya hanyalah perasaanya sehingga seorang istri hendaknya bisa mngendalikan perasaannya agar kecemburuannya tidak membabi buta.
Bagi suami juga harus pandai menyikapi kecemburuan istrinya, sebab suami yang bijak akan sangat memperhatikan kondisi diri dan istrinya. Bila istri beralasan suami menghargai alasannya, dan bila suami beralasanpun istri harus pandai mengendalikan perasaannya. Harus saling memahami, menahan diri dari sikap ceroboh dengan tidak berucap dan berperilaku kasar. Selalu ingat pentingnya keakraban, berbicara dari hati kehati guna mendinginkan suasana.
8.      Lupa adalah nikmat yang berharga
Pasutri harus bisa menerima alas an lupa dri pasangannya, sebab lupa merupakan nikmat yang agung dari Alloh yang dianugrahkan kepada manusia, sekiranya Alloh tidak memberikan nikmat berupa sifat lupa, sungguh kehidupan kita kan senantiasa dipenuhi dengan kesengsaraanyg kita tidak mampu memikulnya.
Ingatlah, bahwa dengan sifat lupa inilah seseorang dapat melupakan peristiwa yang memilukan dirinya dan musibah besar yang menimpanya.
9.      Rapi menyimpan aib
Hendaklah setiap pasutri bersungguh-sungguh untuk dapat menyimpan aib atau kekurangan pasangannya. Janganlah mereka menyebutkan aib pasangan meski kepada keluarganya apalagi kepada orang lain. SEbab disebarkannya aib merupakan  penghalang tumbuhnya cinta dan kasih sayang, sebaliknya rapi menutup aib akan menumbuhkan saling percaya yag akan membuahkan cinta.

Dan akhirnya…
Hendaknya kita renungkan bahwa sebagai manusia, baik sebagi suami maupun istri tidak mungkin bersih dari kekurangan dan kelemahan.Terkadang suami atau istri terbiasa dengan sifat tertentu, hal ini mengharuskan pasutri berlapang dada dengan tetap berdoa agar Alloh yang akan mengubahnya. Sebab mengubah sifat dan tabiat bukanlah perkara yang mudah, bahkan disuatu keadaan ia merupakan suatu yang mustahil diubah.

Namun, bila ada perilaku yang keliru yang dianggap sebagai dosa, seorang muslim dituntut untuk menasehati saudaranya kepada kebaikan dan melarangnya dari berbuat maksiat. Janganlah seorang suami bosan untuk memberi nasehat kepada istrinya didalam melaksanakan syariat Alloh dan ketaatan kepadaNya begitu juga sebaliknya. Semoga Alloh memberikan taufiqnya kepada kita semua. Amin.




0 komentar:

Labels

About This Blog

Followers

About

My photo
Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim)

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP