.. إِنَّكَ لا تَهدى مَن أَحبَبتَ وَلٰكِنَّ اللَّهَ يَهدى مَن يَشاءُ ۚ وَهُوَ أَعلَمُ بِالمُهتَدينَ ..

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu sayangi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (AlQasas 28: 56)

Live Streaming

Bismillahirrohmaanirrohiim

"Engkau tidak akan menjadi seorang alim hingga engkau menjadi orang yang
belajar. Dan engkau tidak dianggap alim tentang suatu ilmu, sampai
engkau mengamalkannya."
...Abud Darda' Radhiallahu anhu...

17 October 2010

Surat Terbuka untuk Istri yang Kucinta

Surat terbuka
untuk istri yang kucinta
Oleh : Abu Ammar  al-Ghoyami

Aku tidak tahu darimana harus memulai menuliskan beberapa rumpun kalimat buatmu, wahai istriku. Aku juga tidak tahu apakah kepolosanku dan ketulusanku ini akan mendapat sambutanmu. Tapi aku tiada pedulikan itu. Yang pasti, aku hanya ingin engkau tahu bahwa aku adalah suamimu.

Aku tahu bahwa sebagai suami ternyata aku sangat membutuhkanmu, aku katakan ini sejujurnya. Lalu apakah engkau juga sangat membutuhkan aku, suamimu, wahai istriku? Maafkan aku atas pertanyaan ini. Bukan aku meragukan cintamu padaku, aku hanya ingin menyakinkan diriku. Sebab kebanyakan istri kerabat maupun sahabat-sahabatku pun sangat besar rasa butuhnya terhadap suami mereka. Oleh sebab itulah aku mencarimu untuk kujadikan istri, sebab engkau adalah seorang wanita yang sholikhah, sopan santun, mulia , bertaqwa, suci, menjaga diri, dan penuh kasih sayang.

Istriku, aku tidak segan berterus terang kepadamu, meski hanya dalam bentuk goresan tinta ini diatas lembaran kertas yang juga milik kita, bahwa aku sangat membutuhkanmu. Dan aku tidak menginginkan dai itu semua selain agar tumbuh rasa dalam dada kita berdua akan pentingnya saling menjaga hubungan baik diantara kita. Dan bahwa hubungan yang baik itu jauh lebih mulia daripada kita berlomba-lomba dengan maksud agar diketahui siapa diantara kita berdua yang lebih unggul. Aku berharap engkau sendiri telah memahaminya.

Istriku, jujur aku katakan bahwa keberadaanmu sebagai istri bagiku sangat penting bagi diriku, akalku, hati serta jiwaku. Bahkan sangat penting bagi kehidupanku. Maka kutuliskan suratku ini untukmu, semoga engkau benar-benar mengerti  betapa tingginya kedudukanmu sebagai seorang istri, betapa berastnya wasiat agamakita yang telah dibebankan kepadaku setelah aku menikahimu, dan batapa beratnya dirimu bagiku, suamimu.

Istiku, jujur kukatakan, bagiku engkau laksana permata yang sangat berharga yang tadinya aku tak tahu kemana aku harus mencari. Sungguh dunia ini penuh dengan perhiasan, sampai aku tidak kuasa memilih perhiasan mana yang harus kuambil untuk kumiliki, sampai akhirnya Allah memberikan petunjuk kepadaku, suamimu ini, yang telah payah dan lelah mencarimu sampai akhirnya aku menemukanmu dan menjadikanmu sebagai istri. Aku memuji Allah dengan sebanyak-banyak pujian baginya, aku tidak mengada-ada untuk sekedar membesarkan hatimu, namun begitulah Rasulullah telah menyatakannya:
Dunia ini tiada lain hanyalah perhiasan, dan tak ada satupun dari perhiasan dunia ini yang lebih utama daripada istri yang sholikhah”.( HR: Ibnu Mjjah)
Semoga engkau mengeri ini

Istriku, jujur kukatakan, bagiku engkau adalah sumber kebahagiaan dan penderitaanku. Engkau adalah penghias rumah tempat tinggalku dan kendaraan mewahku, dan engkau adalah sebaik-baik tetanggaku. Aku memuji Allah dengan sebanyak-banyak pujian bagiNya. Aku tidak mengada-ada untuk mendapat tempat dihatimu, namun begitulah Rasulullah telah mengabarkannya:
Ada empat hal yang termasuk kebahagiaan, istri sholikhah, rumah yang lapang nan luas, tetangga yang sholih, dan kendaraan yang nyaman. Dan ada empat hal yang termasuk kesengsaraan: tetangga yang jelek (akhlaknya), istri yang jelek (akhlaknya), rumah yang sempit dan kendaraan yang tak nyaman.”(HR:Ibnu Hibban)

Istriku, tahukah  kau bahwa aku bias berbahagia bersamamu dan bisa sengsara lagi menderita olehmu? bukan aku tidak percaya kepadamu bahwa engkau akan membahagiakanku, tentunya engkau bias memilih. Sebab aku sudah tahu engkau adalah seorang  wanita yang memiliki kecerdasan, apakah engkau akan menjadi sumber kebahagiaanku atau menjadi sumber pendeitaanku ? Aku memuji Allah dengan sebanyak-banyak pujian bagiNya, aku berbahagia bersamamu diatas keberkahan hidup bersamamu yang telah dianugrahkan kepadaku, tentunya juga kepadamu. Aku merasa bahagia meski menurut orang lain aku sengsara, aku tidak menyesali banyaknya penderitaan, namun aku sangat berharap keberrkahannya, semoga engkau mengerti ini.

Istriku, jujur kukatakan tiada sebuah rumah pun yang akan kupandang indah dan kurasa nyaman meski seluas apapun rumah itu bila aku tinggal di dalamnya tanpamu, Aku memuji Allah dengan sebanyak-banyak pujian bagiNya, sungguh aku bangga padamu, istriku, karena kini aku rasakan rumahku begitu teduh, tentram, dan nyaman bagiku setelah engkau yang menjadi pendampingku sejak pernikahan dulu, semoga engkau mengerti ini.

Istriku, jujur kukatakan, tiada kendaraan mewah yang nyaman aku kendarai meski apaun jenisanya dan berapa rupiahpun harganya jika engkau tidak bersamaku diatas kendaraan itu. Aku memuji Allah dengan sebanyak-banyak pujian bagiNya,sebab aku merasa tiada tetangga yang berdampingan denganku saat ini, baik di rumahku maupun di kendaraanku yang kurasakan kesholikhannya selain dirimu, semoga engkau mengerti ini.

Istriku, sejujurnya kukatakan, bagiku engkau adalah ukuran kebaikanku di duniku. Semoga engkau tahu dan memahami ini. Betapa berat amanah yang telah dipikulkan atasa pundakku setelah kau menikahimu. Aku diwasiati untuk mnejagamu, bahkan aku diingatkan sekali lagi, dan berikutnya, demi kebaikanmu. Aku mengetahui hal ini bikan sekedar mengikuti perasaanku, juga bedasarkan buaian mimpiku., bukan pula dari lamunan dan hayalanku. Namun aku mengerti dan paham lalu aku yakini sabda dari seorang seorang manusia yang tidak didustakan kabarnya dan tidak dimaksiati perinyahnya. Tahukah dirimu bahwa beliau telah menjadikan bagaimana caraku mempergaulimu dalam kebersamaan ini sebagai tanda baik burukny akhlakku? Beliau pernah bersabda :
Kaum mukminin yang paling sempuna imannya yang paling baik akhlaknya, dan orang yanh paling baik diantara kalian ialah yang paling baik akhlaknya terhadap istrinya.”(HR: Tirmidzi)

Oleh karenanya istriku, aku tidak ingin menjadi seorang yang berakhlak buruk sebab tidak bisa berbuat baik kepadamu, dan aku berharap engkau membantuku agar aku bias memperbaiki akhlakku yauitu dengan memudahkan caraku agar bias berbuat baik kepadamu, semoga engkau mengerti ini.

Istriku, bila engkau mendapati kebaikanku, sesungguhnya aku tidak berharap perhatianmu, aku juga tidak berharap pujianmu.Namun aku hanya ingin semoga Allah menjadikanmu istri yang sholikhah yangh berbuat baik kepaku. Dan bila engkau mendapati aku tidak berbuat baik kepadamu, semoga kesholikhanmu bias membuka pintu maafmu bagiku, dan semoga Allah memaafkan atas kekhilafanku.

Istriku, sebenarnya masih banyak yang ingin aku goreskan dalam lembaran ini, namun aku cukupkan dengan mengatakan diujung suratku ini, bahwa pada akhirnya engkau adalah pelabuhan bahteraku yang aku akan erasa tenang setelah tadinya jiwaku diliputi kecemasan dan ketakutan akan dalam dan dahsyatnya gelombanmg samudra kehidupan saat masih sendiri sebelum kehadiran seorang istri, dan bagiku ialah dirimu. Aku memuji Allah dengan sebanyak-banyak pujian kepadaNya, dan semoga Dia memberkahi hari-hari kita berdua dalam suka maupun duka.

Diri yang mencintaimu karena Allah, dan untuk Allah, aku, suamimu.

0 komentar:

Labels

About This Blog

Followers

About

My photo
Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim)

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP