.. إِنَّكَ لا تَهدى مَن أَحبَبتَ وَلٰكِنَّ اللَّهَ يَهدى مَن يَشاءُ ۚ وَهُوَ أَعلَمُ بِالمُهتَدينَ ..

"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu sayangi, tetapi Allah memberi petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk." (AlQasas 28: 56)

Live Streaming

Bismillahirrohmaanirrohiim

"Engkau tidak akan menjadi seorang alim hingga engkau menjadi orang yang
belajar. Dan engkau tidak dianggap alim tentang suatu ilmu, sampai
engkau mengamalkannya."
...Abud Darda' Radhiallahu anhu...

28 October 2010

Ummu Sulaim Ibunda Anas Bin Malik Pemilik Mahar Termulia dan malam yg diberkahi

Ummu Sulaim
Ibunda anas Bin Malik
Pemilik Mahar termulia dan Malam yang diberkahi

Sumber: Majalah AlMawaddah
Diringkas ulang oleh: Ummu Tibyan


Rasulullah bersabda:”ketika aku memasuki surga, aku mendengar suara langkah kaki, lalu aku bertanya: Siapa itu? Malaikat menjawab: Itu Rumaisho binti Milhan, ibunda Anas Bin Malik”(HR: Muslim:4494)

Nama aslinya adalah Ghumaisho dan juga dipanggil Rumaisho binti Milhan dari kaum Anshor, atau lebih dikenal dengan kunyahnya Ummu Sulaim ia adalah sosok wanita yang selalu dekat dengan Rasulullah.


Sungguh besar rasa ghibthoh (rasa iri terhadap orang lain dalam berbuat kebaikan dan amal sholeh) Rumaisho saat orang-orang menyambut kedatangan Rasulullah yang hijrah dari Mekkah menuju Madinah. Mereka menemui beliau dengan membawa hadiah sebagai ucapan selamat dating. Ia berpikir apa yang akan ia hadiahkan kepada nabi, sedangkan ia tidak memiliki harta yang dapat ia hadiahkan, sebab ia hanya seorang janda miskin yang ditinggal mati suaminya. Suaminya hanya meninggalkan seorang putra,..sampai disini Rumaisho tersentak, sadar bahwa ia memiliki sesuatu yang sangat berharga. Ya seorang putra !ia berpikir mengapa tidak ia hadiahkan saja putranya, Anas, yang sedari kecil telah Rasulullah talqinkan dua kalimat syahadat kepadanya, sehingga membuat suaminya, Malik Bin Nadhor yang musyrik menjadi marah dan menghardiknya (seraya berkata) :” jangan engkau hancurkan kehidupan anakku! Ummu Sulaim membantah:” justru sebaliknya, saya menyelamatkannya” semenjak itulah suaminya meninggalkannya sampai ia meninggal di negri Syam.

Dengan menggandeng Anas kecil, Ummu Sulaim menuju kediaman Nabi. Tatkala bertemu dengan Rasulullah Ummu Sulaim mengucapkan salam dan ucapan selamat datang, lalu ia berkata:”Wahai Rasulullah, semua orang Anshor laki-laki dan perempuan memberimu hadiah sedangkan aku tidak mempunyai sesuatu yang berharga untuk kuhadiahkan kepadamu selain putraku ini, ambilah ia menjadi pelayanmu.”

Rasulullah memandang Anas dengan kasih saying dan dengan lembut sembari mengelus rambutnya. Beliau menerima Anas yang baru berumur 10 tahun itu dengan gembira.

Sebagai janda yang cantik, cerdas, dan baik akhlaknya, tidak heran bila Ummu Sulaim menjadi janda kembang yang menjadi incaran para lelaki. Abu Tholhah(Zaid Bin Sahal) ketika mendengar bahwa Ummu Sulaim telah menjadi janda, ia langsung mendatanginya untuk melamar menjadi istri. Ia khawatir ada orang lain yang mendahuluinya. Namun impiannya untuk menjadikannya istri melayang terbawa angan-angan. Ia yakin UmmU Sulaim tidak akan menolaknya karena ia adalah seorang bangsawan yang kaya raya, disamping itu ia juga seorang kasatria mumpuni dan ahli memanah.Dengan tekad yang bulat Abu Tholhah menemui Ummu Sulaim dirumahnya, lalu dengan sopan ia meminta izin masuk. Dirumah itu ia disambut Ummu Sulaim dan putranya, Anas. Tidak lama setelah itu, ia langsung mengajukan lamaran, lantas Ummu Sulaimpun menjawab:”Orang sepertimu tidak mungkin ditolak, hanya saja saya tidak boleh menikah dengan orang kafir”Abu Tholhah mengira bahwa Ummu Sulaim hanya mencari alas an saja dan telah ada lelaki lain yang lebih kaya dan terhormat darinya yang lebih dahulu melamarnya. Lalu ia berkata kepadanya:”Apa alasanmu tidak menerima pinanganku? Apa kamu ingin emas dan perak?” Ummu Sulaim bertanya keheranan:’Emas dan perak?” Abu Tholhah menjawab:”Benar”, Ummu Sulaim berkata:”sama sekali bukan karena itu. Demi Allah jika engkau mau masuk islam maka aku rela menjadi istrimu dan keislamanmu menjadi mahar bagiku, bukan emas dan perak”.Ketika mendengar ucapan Ummu Sulaim, seketika ia ingat berhalanya yang terbuat dari kayu yang bias ia sembah dirumah. Ummu Sulaim tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, lantas ia berkata:” wahai Abu tholhah, apa engkau tidak tahu bahwa illah yang engkau sembah selain Allah itu hanyalah sekedar kayu yang tunbuh dari bumi? Ia menjawab:”benar” Ummu Sulaim melanjutkan:” apakah engkau tidak merasa malu menyembah sebatang kayu yang engkau jadikan sebagai illah, sedangkan orang lain menjadikannya kayu baker untuk menghangatkan badan atau memasak roti. Wahai Abu Tholhah jika engkau masuk islam, aku akan rela menjadi istrimu dan aku tidak menginginkan mahar selainnya.”Abu Tholhah terdiam sejenak lalu berkata:’Bagaimana caranya?” ia menjawab:” dengan mengucapkan: Asyhadu allaa ilaaha illalloh wa Anna Muhammadan Rasulullah.” Dengan dua kalimat syahadat itulah, akhirnya Abu Tholhah menikahi Ummu Sulaim, yang mana tak ada mahar yang paling mulia dari mahar Ummu Sulaim.

Ummu Sulaim dan Abu Tholahah dikaruniai seorang anak ia adalah Abu Umair, suatu ketika karena memikirkan burung kesayangannya mati, iapun sangat bersedih sampai jatuh sakit. Ketika Abu Tholhah tidak dirumah, anak kesayangannya itu meninggal. Kemudian Ummu Sulaim memandikan dan mengkafaninya, lalu menutupinya dengan kain. Kemudian berkata kepada keluarganya:” jangan kalian beritahukan ini kepada Abu Tholhah, biar aku sendiri yang mengabarinya”.

Ketika Abu Tholhah datang, Ummu Sulaim memakai wewangian dan berhias, lalu menghidangkan makan malam. Setelah makan malam, Abu Tholhah bertanya kepada Ummu Sulaim” bagaimana keadaan Abu Umair?” ia menjawab:”ia telah tenang sekarang” setelah itu Abu tholhah menggauli istrinya. Setelah selesai, Ummu Sulaim berkata:”Wahai Abu Tholhah, bagaimana pendapatmu satu kelurga dipinjami sebuah titipan, lalu pemiliknya memintanya kembali, apakah mereka harus mengembalikannya atau mempertahankan? Abu Tholhah menjawab” mereka harus mengembalikannya” Ummu Sulaim berkata:” Abu Umair telah meninggal, maka bersabarlah.” Dengan marah Abu Tholhah menghadap Rasulullah dan menceritakan semua kejadian itu. Lalu Rasulullah berkata:”Semoga Allah memberkahi malam kalian” Setelah itu Ummu Sulaim hamil dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Kemudian Anas membawanya kehadapan rasulullah untuk ditahnik dengan kurma, beliau kemudian menamai Abdulalh, dan tidak ada generasi anshor yang lebih bagus darinya.Diriwayatkan bahwa Abdullah bin Abu tholhah memiliki 7 orang anak laki-laki yang semuanya hafal Adalah-Qur’an.


0 komentar:

Labels

About This Blog

Followers

About

My photo
Rasulullah bersabda (yang artinya), "Sesungguhnya Islam pertama kali muncul dalam keadaaan asing dan nanti akan kembali asing sebagaimana semula. Maka berbahagialah orang-orang yang asing (alghuroba')."(hadits shahih riwayat Muslim)

  © Free Blogger Templates Blogger Theme II by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP